42.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
•Beberapa minggu sebelumnya
Saat Laskar dan Zee bertemu, dan menikmati makan malam mereka di tempat yang selalu mereka kunjungi jika tengah ingin berbincang satu sama lain..."Enak gak Zee?" Tanya Laskar yang duduk di atas mobil milik Zee bersama dengan Zee yang tengah menikmati makanan miliknya.
"Hmm" Gumam Zee sembari mengangguk dan masih menikmati makanan nya.
Laskar tersenyum melihat Zee yang makan begitu lahap, dan ia pun kembali memakan makanan miliknya.
Kini Laskar dan Zee tengah berada di pinggir jalan yang berada di dataran tinggi. Jalan itu sebenarnya, jalan menuju ke puncak bukit. Disana pemandangan malam terlihat begitu cantik, oleh sebab itu Laskar dan Zee selalu menenangkan pikiran mereka di tempat itu.
Duduk di atas mobil sembari menikmati makanan yang selalu mereka bawa, terkadang satu cup kopi panas menjadi pilihan paling tepat jika berdiam disana. Hembusan angin malam yang begitu sejuk membawa kedamaian bagi keduanya. Mereka menikmati indahnya lampu gemerlap ibu kota dari tempat dimana kini mereka tengah berada, rasanya sungguh damai. Hanya ada hembusan angin yang menerpa, tak ada bising nya orang lain berbicara, rasanya dunia seperti berhenti berputar dan membiarkan mereka menikmati kedamaian.
"Gimana kerja hari ini lancar?" Tanya Laskar, kini dirinya dan juga Zee telah menghabiskan nasi bungkus yang tadi mereka bawa.
"Lancar, lo gimana. Lancar?" Zee menoleh ke arah Laskar yang masih fokus memandang indahnya hamparan gemerlap lampu dibawa sana.
"Lancar Zee. Bang Javi baik banget sama gue, dia selalu ngasih gue uang lebih" Jawab Laskar menoleh ke arah Zee yang masih memperhatikan nya.
"Bagus deh, besok gue mau bawain bang Javi masakan. Mau makasih karna udah baik sama lo" Zee mengusak rambut Laskar, membuat Laskar terkekeh.
"Apaan si, emang lo bisa masak?" Laskar menatap Zee dengan wajah mengejeknya, membuat Zee menatapnya tajam.
"Siapa juga yang mau masakin bang Javi, orang gue mau bawain dia masakan bunda wlee.." Zee menjulurkan lidahnya mengejek Laskar yang sudah salah sangka.
Laskar hanya terkekeh lalu menggelengkan kepalanya.
"Kar.." Panggil Zee beberapa detik kemudian, yang kini tengah memandang langit malam yang penuh dengan bintang.
"Hmm?" Laskar menjawab namun tak menoleh ke arah wanita yang duduk si sampingnya itu.
"Lo tau gak, di antara bintang bintang yang banyak itu. Bintang yang mana yang paling tua?" Tanya Zee, membuat Laskar pun kini mendongak dan menatap bintang bintang yang Zee tunjuk.
"Yang itu" Laskar menunjuk bintang yang terlihat paling besar di antara yang lain.
"Kenapa milih itu?" Tanya Zee
"Karna dia lebih besar dari bintang yang lain" Jawab Laskar seadanya.
"Terus prinsip lu yang paling besar itu yang paling tua gitu?" Zee memukul lengan Laskar kesal. Laskar hanya terkekeh menanggapi ocehan Zee
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Teen Fiction[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...