KEJUTAN

65 39 110
                                    


10.

••• SELAMAT MEMBACA •••

🍂


Jam pelajaran ketiga baru saja dimulai, semua murid kini tengah fokus mengikuti jam pelajaran dengan khikmat.

Gavin yang duduk di antara Laskar dan Tio pun sesekali menoleh ke arah belakang sekedar untuk melihat Zee yang duduk di belakang bayu. Gavin tersenyum kecil saat Zee yang juga sesekali menoleh ke arah nya.

Zee tak membalas senyuman Gavin, ia masih memasang wajah jutek nya kepada Gavin. Di saat Gavin masih menatap Zee dengan senyuman yang membuat Zee cukup kesal, tiba tiba handphone Gavin yang ia simpan di bawah bangku pun berkedip, membuat Gavin sontak meraih handphone nya itu.

Ia melihat apakah ada notif yang masuk, dan ternyata benar saja, sebuah notif dari penyadap suara yang tadi pagi ia taruh di ruangan rahasia kedua orangtuanya memberikan sinyal. Menandakan penyadap itu kini tengah berfungsi dan tengah merekam suara di ruangan itu.

Sontak Gavin pun segera mencari ide untuk meninggalkan kelas di saat pak Wili yang merupakan guru ekonomi tengah mengajar di kelas nya.

"Pak, saya ijin ke kamar mandi" Ujar Gavin berdiri dari duduknya.

Pak Wili yang tengah duduk di kursinya pun menoleh ke arah Gavin yang masih menunggu jawabannya.

"Silahkan, jangan lama"

"10 menit kamu gak balik, ada hukuman buat kamu nanti" Jawab pak Wili menurunkan sedikit kacamata yang ia pakai sembari menatap Gavin tajam.

"Iya Pak" Ujar Gavin yang langsung berjalan keluar kelas sembari membawa handphone di saku celananya.

Zee mengerutkan dahinya saat ia melihat tingkah aneh Gavin. Tak seperti biasanya Gavin menunjukan wajah serius seperti itu, itu membuat Zee menyadari perubahan yang aneh yang Gavin perlihatkan tadi. Namun sepertinya hanya dirinyalah yang menyadari hal itu, karna semua murid pun tak memperhatikan Gavin tadi.

Gavin berlari kecil menuju kamar mandi pria, setelah sampai di sana ia segera masuk kedalam salah satu kamar mandi, dan segera menguncinya. Gavin segera menyalakan handphone nya dan memasang speaker Bluethooth di kedua telinganya, ia segera menekan notip penyadap suara yang ia sambungkan ke ponselnya dan segera mendengar semua percakapan kedua orangtuanya.

"Anak itu juga keras kepala, aku harus memberinya hukuman terlebih dahulu sampai dia menyetujui itu"

Suara seorang pria terdengar membuat Gavin yakin bahwa itu pasti suara Prans.

"Siapa yang mereka maksud 'anak itu'?" Gumam Gavin yang belum mengerti dengan apa yang mereka katakan.

" Apa yang kamu lakukan padanya?"

"Aku melakukan hal yang selalu aku lakukan jika dia tak menurut padaku"

"Kau memukulnya?"

"Tak ada pilihan lain. Aku harus melakukan itu padanya"

"Mas, udah berapa kali aku bilang jangan pukul dia, dia anak perempuan. Dan jangan lupa, dia juga anak kita sayang"

Gavin terkejut saat ia mendengar ucapan seorang wanita yang dia yakini bahwa itu adalah Siren, Gavin Cukup terkejut karna mengetahui bahwa ternyata mereka memiliki anak perempuan. Ia semakin yakin bahwa mereka bukanlah orang baik, terlebih mereka pun berani memukul anak perempuannya sendiri.

" Jangan khawatir aku hanya memukulnya sedikit, agar dia tau bahwa ayahnya menyayanginya."

"Tapi mas gak seharusnya kamu mukul dia"

PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang