PUKULAN

31 7 0
                                    

36.

••• SELAMAT MEMBACA •••

🍂

"Apa lagi yang ingin kau bicarakan?"

"Apa Abi belum memberitahu semuanya padamu?" Tanya Gion yang kini tengah berdiri di hadapan Prans yang tiba tiba saja menemuinya. Padahal Gion meminta untuk bertemu jika hari sudah malam, karena ia ingin sekaligus mengajak seseorang yang hidupnya sudah di hancurkan oleh Prans.

"Mengapa kau ikut campur sampai sejauh ini? Ini masalah keluarga ku, harusnya kau tak perlu ikut campur!" Tegas Prans sembari meraih kerah baju Gion, ia sepertinya sangat kesal dengan pria yang sedikit lebih tua darinya.

Gion menyungging senyum sembari menatap Prans tajam. Iris keduanya bertemu, jika saja bisa dilihat mata keduanya pasti sudah terlihat mengeluarkan api satu sama lain.

"Manusia seperti mu tak tau apa artinya keluarga. Kau hanya tahu tentang uang, tapi tidak dengan keluarga yang sebenarnya."

"Paman macam apa yang tega membohongi keponakan nya sendiri hanya untuk kepentingan pribadi? Ayah macam apa yang tega memukuli anak gadisnya sendiri hanya ingin mengambil alih harta yang jelas jelas bukanlah milik mu." Gion berucap penuh amarah. Prans dihujani dengan fakta fakta tentang dirinya. Prans jelas kesal dengan ocehan pria itu, ia pun kini tak segan mendorong pria itu cukup kencang membuatnya terhuyung ke atas sofa di ruangan kerja Gion.

"Tutup mulut mu. Apa yang kau tau tentang aku hah? Aku hanya melakukan tugas ku sebagai ayah dan paman yang baik, kau tak tau alasan mengapa aku melakukan semua ini. Jadi akan lebih baik kau cabut laporan sampah mu itu" Prans menatap Gion yang kini masih terduduk di atas sofa sembari menatap nya tak suka.

"Bodoh. Ternyata kau sangat bodoh Prans" Gion terkekeh sembari menatap Prans remeh.

"Kau pikir semua nya akan berjalan sesuai dengan apa yang kau mau? Kau pikir tak akan ada orang yang memberitahu Gavin tentang semua sandiwara konyol mu ini."

"Ingat Prans, Gavin sudah dewasa. Dia tak sebodoh yang kau kira" Gion berucap dengan bangganya. Ia kembali berdiri dan berjalan mendekati Prans yang kini sudah memasang wajah pucat karena terkejut dengan ucapan nya.

"Kamu memberitahu Gavin semuanya?" Jelas Prans marah saat Gion mengatakan hal itu.

"Tak penting siapa yang memberitahu Prans. Sekarang yang paling penting adalah, kau. Bersiaplah untuk meminta pembelaan, karna fakta tentang kamu dan istrimu akan segera diketahui oleh semua orang" Gion kembali menyungging senyum nya. Sangat bohong Jika Prans kini tak merasa cemas. Bahkan pria itu kini benar benar terlihat pucat dan ketakutan pun muncul dimata nya, itu cukup membuat Gion puas.

"Kita pulang kerumah Monica!" Ujar Prans yang kini sudah berada di dalam mobil miliknya. Setelah ia dihadapkan oleh ketakutan yang selama ini susah payah ia tutupi. Ia pun langsung pergieninggalkam Gion dan segera pergi menuju kediaman sang putri.

"Baik Tuan" Abi yang sendari tadi setia menunggu sng majikan pun akhirnya segera menghidupkan mesin mobil dan segera melaju memecah keramaian kota di sore hari.

Langit sore kala itu sangat mendung. Angin pun berhembus cukup dingin, kedatangan Prans kerumah Monica seakan
Tak di sambut baik oleh alam. Prans yang sudah tiba dirumah besar keduanya segera masuk kedalam rumah itu dengan amarah yang sendari tadi ia tahan.

PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang