9. Berakhir

601 43 0
                                    

"Callie! Biarkan aku yang masuk saja! Kau ambil ini dan tutup mulutmu!" Aku melemparkan perhiasan kepada penjaga yang melarangku masuk lagi.

Pintu terbuka lebar, aku masuk dengan membawa keranjang kueku. Sekarang aku ingin menyelesaikan masalah dengan Duke Valliant. Bagaimana pun juga aku kemarin membuat kesalahan padanya. Dia pasti marah padaku yang masuk ke rumahnya sembarangan. Aku takut dia tidak ingin bertemu denganku lagi. Aku sangat takut dia tidak mau bertemu denganku!

"Apa anda ingin menemui Duke Valliant?" Seorang pria datang menemuiku.

Aku pernah melihatnya selalu bersama Daylon. Aku tidak tahu namanya, Daylon tidak memberitahu siapa saja yang tinggal di rumah ini atau bekerja untuknya. Bukankah aku akan menjadi Duchess rumah ini? Aku harus nama-nama mereka semuanya.

"Iya, bisakah kau mengantarku ke Duke Valliant?"

"Mari ikuti saya, Duke Valliant menunggu anda."

Daylon menungguku? Bukan itu artinya aku tidak perlu memberikan perhiasanku untuk penjaga tadi? Dia pasti marah karena peristiwa kemarin. Aku mengikuti pria ini yang menuntunku ke suatu tempat. Apakah dia akan mengantarkanku ke ruang kerja Daylon? Rumah ini begitu suram dengan cat hitam dan warna keemasan. Tidak ada warna lainnya. Bahkan sangat jarang lukisan dipajang di tempat ini. Apakah dia tidak suka karya seni? Aku akan membuat rumah ini akan indah nantinya.

"Silahkan masuk!" Pintu terbuka menampakkan sosok Daylon yang berdiri membelakangiku.

Aku bisa berbicara dengannya!

"Duke..."

"Apa yang kau lihat kemarin? Apa kau akan memberitahukannya pada keluargamu atau istana? Apa kau ingin aku untuk menjauhi Beatrix?"

"Apa yang anda katakan?"

"Cukup, aku muak padamu yang selalu bertampang polos seperti ini. Apa kau akan terus-menerus mengikutiku dan bertindak kurang ajar lagi? Apa kau tidak sadar juga? Aku tidak menyukaimu!"

"Saya tahu! Tapi saya tidak memberitahukannya pada keluarga saya atau istana. Saya tahu anda tidak menyukai saya. Tapi saya sangat menyukai anda, Duke. Tolong lihat saya sekali saja, saya mencintai anda!" Aku mendekati Daylon.

Aku sangat mencintai laki-laki ini! Untuk apa aku mengatakan peristiwa kemarin kepada keluargaku sendiri? Atau istana sekalipun yang tidak ada sangkut pautnya pada kami berdua. Ini masalahku dan Daylon!

"Aku tidak mencintaimu!"

Aku tahu!

Aku berlari dan memeluk tubuh Daylon. Aku tahu semuanya, tapi aku sangat mencintainya. Cinta pertamaku, tunanganku, aku begitu menyukainya.

"Duke, tolong lihat saya, sentuh saya, dan inginkan saya. Apa anda tidak bisa melakukannya pada saya juga? Saya juga bisa melakukan apa yang Beatrix lakukan! Jika anda menginginkan tubuh saya, saya akan memberikannya untuk anda. Tapi tolong lihat saya! Saya tunangan anda, Duke!"

Brakkk...

Daylon menghempaskan tubuhku sampai rasa sakit menjalar dipipiku.

"Apa yang kau katakan? Aku tidak mengharapkan apapun darimu, hatimu, tubuhmu, semuanya! Aku tidak sudi memilikinya. Bahkan aku tidak menginginkannya! Kau tahu kenapa aku menyetujui pertunangan kita? Itu karena istana memojokkanku untuk menikahi gadis aneh sepertimu! Kau hanya dijadikan sebagai pengikat tali untukku patuh kepada mereka. Kau pikir aku menerimamu begitu saja? Kau hanya dijadikan alat oleh Cattegirn! Sadarlah! Aku tidak menyukaimu, kau gadis menjijikkan!"

Deggg... Deggg...

Napasku tercekat mendengar semua penuturan darinya. Aku bukan tali untuk mengikatnya. Aku hanya mencintainya saja. Aku tahu pernikahan kami adalah pernikahan politik semata. Tapi aku menyukainya, semua orang tahu. Air mata mengalir deras dipipiku. Bahkan dia tidak menginginkan apapun dariku, hatiku, tubuhku, semuanya.

"Apa anda tidak menginginkan saya, Duke?" Tanyaku dengan suara bergetar.

"Aku hanya menginginkan Beatrix dalam hidupku!"

"Ah, hmm... Saya membuatkan kue untuk anda. Semoga anda menyukainya, Duke." Aku berlari keluar dari ruang kerja Daylon.

Kenapa sampai akhir dia tidak memanggilku? Apa namaku saja sulit untuknya? Apa aku begitu menjijikkan untuknya? Aku memang gadis aneh dan menjijikkan! Aku memang tidak pernah diinginkannya.

"Hiskkk..."

🦋🦋🦋

"Hiskkk... Hiskkk..."

Bukankah aku harusnya pulang? Tapi jika Callie dan Sir Kenrich tahu aku menangis seperti ini. Mereka pasti akan bertanya-tanya kenapa kau seperti ini. Mereka pasti akan mengatakan sesuatu pada ayah atau kakak. Tapi, aku ingin pulang. Daylon pasti tidak suka aku terus berada di tempat ini.

"Apa anda akan terus berada di tempat ini?"

Siapa?

"Axton?"

"Callie dan Sir Kenrich menunggu anda di kereta. Apa anda akan terus berada ditempat ini seperti anak kucing?"

Anak kucing? Siapa yang anak kucing?

"Sebentar saja! Aku tidak ingin membuat mereka khawatir melihatku menangis."

"Untuk apa anda datang ke tempat ini?"

"Tentu saja bertemu tunanganku! Memangnya apa lagi! Kau sendiri? Apa Cattegirn datang ke tempat Duke Valliant?"

"Benar, yang mulia sedang berkunjung kediaman Duke Valliant. Yang mulia juga bertanya keberadaan anda."

Bagaimana ini? Cattegirn datang disaat seperti ini! Jika dia tahu, dia pasti akan marah pada Daylon dan Daylon akan semakin marah padaku. Dia akan sangat tidak menginginkan ku hadir dihidupnya. Tapi perasaanku sama sekali tidak baik. Aku bingung.

"Axton, katakan dengan jujur apakah aku menjijikkan dan aneh"

"Saya boleh berkata jujur?"

"Iya!"

"Anda memang aneh, bodoh, dan bertindak sembarangan. Tapi siapa yang mengatakan kalimat rendahan mengatakan bahwa anda menjijikkan? Anda tidak sama sekali menjijikkan. Anda adalah wanita yang penuh dengan perhiasan di sekeliling anda. Bukankah daripada kalimat menjijikkan, kalimat bersinar lebih cocok untuk anda?"

Bersinar?

"Tapi aku gadis aneh yang selalu memakai rambut palsu!"

"Memangnya kenapa anda memakainya?"

Kenapa aku memakainya? Aku melirik Axton yang berdiri menjulang tinggi. Aku menarik tubuhnya untuk bersembunyi dari orang-orang. Aku melepaskan rambut palsuku dan menunjukkan bagaimana rambutku sebenarnya. Rambut putih dengan banyak warna dimana-mana. Aku sangat menampakkan diri pada orang lain. Rambutku aneh, sangat aneh. Aku sudah pernah mencukur habis rambutku ini, tapi warna mereka bertambah banyak. Bukan satu atau dua, tapi berbagai warna warna batu di pertambangan.

"Lihat! Aku tahu kau orang jujur, coba katakan apa pendapatmu tentang rambut ini?"

"Mereka seperti permen!"

Permen?

"Tapi kenapa anda menyembunyikannya, mereka lebih terlihat seperti sebuah pelangi di atas  awan. Bukankah rambut anda begitu cantik seperti perhiasan yang anda buat? Untuk apa anda merasa aneh dan malu? Seharusnya anda membanggakannya, ini satu-satunya hal yang menjadi sebuah keajaiban seorang yang terlahir dan memiliki banyak warna rambut. Anda cantik, nona." Axton berdiri dengan senyuman diwajahnya.

Begitu cantik dengan rambut putih dan mata birunya yang seperti bintang di belakang wajahnya. Begitu menawan sampai aku lupa dihadapanku adalah Axton.

Untuk pertama kalinya seseorang memujiku seperti sebuah pelangi yang sangat aku kagumi. Axton mengulurkan tangannya padaku. Dia begitu mirip dengan bintang-bintang di atas sana.

"Mari saya antar ke kereta kuda anda."

"Hmm..."

🦋🦋🦋

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Toko Perhiasan Nona ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang