44. Perhiasan Cantik

339 38 3
                                    

"Axton! Apakah bisa aku bertemu dengan putri mahkota?"

"Untuk apa kau ingin bertemu dengannya lagi?" Tanya Axton dengan raut wajah marah.

"Apa kau sangat marah padanya?"

"Dia menghinamu! Aku senang tidak menyukainya!"

"Tapi dia sangat mencintaimu! Bagaimana bisa dia bertahan selama ini?" Aku memakan makanan dan melihat Axton.

Mereka mengenal begitu lama, bahkan Vienna memutuskan untuk tidak memilih pria lain untuk menjadi putra mahkota yang akan mendampinginya. Dia menunggu kedatangan Axton yang jelas-jelas Axton tidak menyukainya? Seberapa besar cinta Vienna pada Axton? Tapi aku juga bertahan begitu lama dengan Duke Valliant. Cinta memang membuat seseorang menjadi tidak waras.

"Dia tidak mencintaiku, dia hanya mencoba untuk tidak menikah. Dia sudah tahu bahwa aku tidak ingin memimpikan menjadi seorang raja. Bagiku pekerjaan itu sangat melelahkan."

"Aku juga berpikir begitu, menjadi ratu juga melelahkan. Tapi kenapa dia sangat bersikeras untuk menikah denganmu dan mencintaimu sedalam ini?"

"Dia menginginkan takhta untuk dirinya sendiri. Dia tidak ingin menikah dengan pria yang akan membuatnya menjadi sosok ratu. Dia ingin menikah dengan pria yang membuatnya menjadi sosok raja. Vienna hanya menginginkan hal itu."

"Jadi, dia tidak mencintaimu? Sungguhan?"

"Tidak! Dia tidak menginginkanku sebagai sosok laki-laki. Tapi hanya sebuah pion untuknya menjadi seorang pemimpin Hilaya."

"Apa Raja Aklesh tahu?"

"Raja Aklesh mengetahuinya tapi dia tidak ingin membuat Vienna menaiki kursi takhta jika dia tidak menikah."

"Apa kau hanya satu-satunya pilihannya?"

"Iya, karena dia sulit menemukan seseorang yang tidak menggilai takhta. Orang yang pantas berdiri disisinya dan hanya menjadi sosok ratu untuknya."

Apa benar begitu? Tapi matanya begitu mendamba pada Axton. Mungkin saja Vienna juga mencintai laki-laki ini. Mereka sudah mengenal sejak lama. Pasti perasaannya mulai tumbuh saat itu tapi bagi Axton. Vienna hanyalah adik yang pantas dia jaga. Aku menggenggam tangan Axton dan menciumnya.

"Aku tidak akan menemui putri mahkota! Tapi jika kami bertemu, aku ingin berbicara dengannya."

"Aku tidak ingin kau terluka!"

"Selama kau disisiku, aku akan baik-baik saja."

🦋🦋🦋

"Bibi Amira!" Aku duduk melihat Bibi Amira yang membuat makanan aneh. Ada kue yang memiliki bau yang begitu khas.

"Apa nona menginginkan sesuatu?"

"Aku ingin bertanya, sebenarnya seberapa dekat Axton dan yang mulia putri mahkota?"

Aku ingin cerita dari orang lain. Apakah Vienna memang mencintai Axton atau hanya menginginkan tempat teratas di kerajaan ini. Aku sangat ingin mengetahuinya, sulit untuk menemukan informasi disaat aku selalu bersama Axton. Aku tidak bisa mencarinya di tempat informasi. Callie dan Sir Kenrich juga tidak ada didekatku. Aku membutuhkan keberadaan mereka disisiku.

"Mereka sangat dekat waktu kecil. Saya melihat mereka berlarian bersama menuju taman bermain dan kembali saat matahari terbenam. Saat Ax berumur 15 tahun. Dia jarang pergi ke Hilaya lagi. Hanya keluarganya yang datang kemari. Setelah dia berumur 20 tahun, anak itu menghilang. Dia tidak lagi datang ke Hilaya."

"Kemana perginya Axton?"

"10 tahun ini dia mengarungi lautan, katanya dia ingin menemukan sosok wanita yang dilihatnya. Wanita dengan rambut seperti pelangi dan mata sebening air. Axton ingin menemukannya."

Toko Perhiasan Nona ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang