24. Mabuk Laut

440 41 0
                                    

"Hoekkk..."

Perutku sangat sakit!

"Ughh... Callie, maafkan aku!" Aku menatap Callie yang merawatku.

Permasalahanku pasti seperti ini, aku menyusahkan Callie. Callie tersenyum dan mengusap rambutku. Callie seperti ibu untukku, tapi aku selalu merepotkannya. Bagaimana bisa aku mabuk laut lagi? Pagi ini aku baik-baik saja pergi kesana-kemari mencari Axton tapi saat malam ini. Aku tidak bisa berjalan dan justru mengeluarkan seluruh makananku.

"Tidak apa-apa, nona."

"Tapi aku merepotkanmu!"

"Sudah tugas saya sebagai pelayan anda."

"Hmm..."

"Saya akan mengambilkan anda minum, apa anda baik-baik saja saya tinggal sebentar?"

"Iya!"

Callie pergi meninggalkanku, kapal ini terus terombang-ambing tanpa henti. Baru satu hari dan rasanya seluruh tubuhku tidak bisa bertahan lama. Padahal aku ingin melihat bintang-bintang di atas sana. Melihat bagaimana mereka membentuk kumpulan aneh dan membuat kami mengenal arah dan tujuan. Aku menatap ke atas, melihat bukan bintang tapi kayu-kayu saja. Aku ingin keluar dan bertemu orang-orang. Disini sangat sepi.

"Nona!" Axton masuk membawaku minum.

"Dimana Callie?"

"Saya menyuruhnya untuk beristirahat, saya yang akan merawat anda."

Axton yang akan merawatku? Sungguhan? Tapi, bagaimana jika aku mabuk lagi? Dia akan merasa jijik padaku! Aku menutup wajahku malu, ini memalukan! Aku sangat malu padanya.

"Dahi anda panas." Tangan Axton menyentuh dahiku. Mungkin bukan karena aku sakit tapi karena aku malu padanya.

"Axton! Bisakah kau menggenggam tanganku? Aku akan mencoba tidur saja."

"Seperti ini?" Axton menggenggam tanganku erat. Rasa hangat membuatku begitu nyaman memegangi tangannya.

"Kau tidak malu saat kita bersama tapi kenapa kau malu saat semua orang melihat kita?"

Terkadang sikap Axton sangat membingungkan. Dia cukup membuatku heran tentang sifatnya ini. Tapi aku menyukainya, dia tidak menganggapku sebagai bangsawan yang lantas dia hormati. Aku hanya seorang pembuat perhiasan saja. Aku menarik tangan Axton dan mendekatkannya pada wajahku.

"Itu karena saya tidak ingin anda mengalami sesuatu yang buruk jika bersama saya."

"Lupakan soal rumor atau apapun itu.  Aku hanya perlu hatimu saja, Axton. Jika perlu aku bisa meninggalkan kebangsawanan ku untuk berada di sisimu. Aku sudah kaya dan memiliki banyak uang."

"Lalu keluarga anda?"

"Mereka bisa menerimanya. Tapi apakah kau sudah menyukaiku? Maksudku, apa kau mencintaiku? Jika iya, tolong jawab aku secepatnya. Aku ingin memberimu banyak cinta lainnya! Aku... Sangat... Mencintaimu..." Perlahan mataku menutup.

Aku sangat mengantuk.

🦋🦋🦋

Aku harus terbiasa!

Lautan ini akan kulawan dengan seluruh kekuatanku! Aku tidak akan kalah lagi! Sudah tiga hari aku berada di kamar dan membuatku terjebak tidak bisa kemana-mana. Lebih baik aku menyibukkan diri membuat hal lainnya. Lautan yang indah, mungkin aku bisa membuat perhiasan darinya. Langit biru, awan putih, burung berterbangan di atas sana, dan ikan di bawah sana.

Lumba-lumba! Aku berlari ke tepi kapal dan mencari keberadaan ikan lucu itu! Dimana dia?

"Berhati-hatilah, Rine. Kau bisa terjatuh!" Duke Valliant berjalan kearahku.

"Saya akan berhati-hati, saya ingin menggambar lumba-lumba untuk perhiasan saya." Aku menunggu dengan sabar sembari menggambar binatang itu yang pernah kulihat sebelumnya. Aku membutuhkan detailnya lebih jelas.

"Apa itu lumba-lumba? Kenapa bentuknya seperti seekor ikan?"

"Lumba-lumba juga ikan! Ini belum selesai tahu!" Aku menatap Duke Valliant sengit.

"Tapi ini memang hanya seekor ikan bukan lumba-lumba." Tunjuk Duke Valliant pada gambaranku.

"Apa anda hanya ingin mengejek gambaran saya? Saya belum selesai! Ini lumba-lumba!" Teriakku marah.

"Ikan!"

Apa dia buta? Ini lumba-lumba!

"Aggg... Aggg..."

"Aggg... Aggg..."

Suara ini? Aku berjalan ke tepian kapal dan melihat lumba-lumba yang berenang bersama kapal ini. Mereka begitu banyak dan berenang sangat bebas di lautan. Aku melihat mereka lagi! Mereka sangat indah dan lucu!

"Duke! Lihat itu! Mereka lumba-lumba! Mereka mirip dengan gambaran saya, sudah saya katakan ini lumba-lumba." Aku harus cepat menggambar mereka lagi.

Kesempatan ini tidak boleh aku lewatkan begitu saja. Para lumba-lumba itu akan cepat pergi dan menghilang. Aku ingin menunjukkannya pada Vivienne, sebuah perhiasan kecil dan lucu untuk anak-anak. Kenapa mereka cepat pergi? Aku berlari mengejar mereka yang berada di depan kapal. Jangan pergi! Tunggu sebentar lagi. Gambaranku hampir selesai!

"Kau akan jatuh, Rine!" Duke Valliant memegangi pinggangku.

"Duke bertahanlah sebentar saja! Saya ingin melihat mereka!"

Para lumba-lumba itu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah sampai di Yudiska, aku ingin memperkenalkannya pada negara itu. Koleksiku akan lebih banyak mengenai lautan yang luas ini. Sedikit lagi!

"Selesai! Lihat Duke, ini adalah lumba-lumba yang indah. Saya akan membuat perhiasan yang cantik dengan ini!" Aku mengangkat tinggi gambaran tentang lumba-lumba. Saat mereka berenang dan saat mereka kembali ke air. Aku berhasil! Aku mendapatkannya!

"Ah... Iya."

"Terima kasih, Duke. Berkat anda saya bisa menyelesaikan gambaran ini." Aku tersenyum pada Duke Valliant.

Tapi kenapa wajah Duke Valliant sangat merah? Apa dia terlalu lama di bawah sinar matahari? Dia harus segera masuk ke dalam. Sinar matahari memang bisa membakar kulit terutama kulit seperti Duke Valliant ini. Kulitnya lebih sensitif terhadap sinar matahari.

"Duke apa anda tidak masuk saja? Wajah anda sangat merah!"

"Aku akan masuk lebih dulu. Lebih baik kau juga masuk, Rine."

"Iya!"

Aku mengikuti Duke Valliant dari belakang, rasanya aku ingin kembali dan menggambar bentuk lain. Tempat yang lebih tinggi, sepertinya laki-laki itu berada disana. Instingku mengatakan dia sedang menungguku di atas sana.

Aku melewati hari ini bersama Axton!

Aku akan menunjukkan hasil kerja kerasku ini. Atau aku bisa menggambar wajah indahnya! Astaga, aku akan membuat lukisannya! Dia adalah hartaku!

"Axton!"

🦋🦋🦋

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Toko Perhiasan Nona ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang