05.Rasa Suka

460 418 68
                                    

Tatapan Nanda memandang lurus ke arah lapangan dimana beberapa anak cowok sedang bermain permainan voli.

Dengan tangan yang masih memegang makanan, tatapan Nanda tak henti hentinya menatap pada lapangan. Nampaknya ia sudah lupa akan kemana tujuan dirinya tadi.

"Ganteng banget, cowok itu siapa ya?"

Berguman pada dirinya sendiri, itulah yang Nanda lakukan. Tatapan nya bukan fokus terhadap permainan voli tersebut, namun fokus terhadap salah satu pemainnya.

Fitri yang berada di depan Nanda terheran heran kala tahu kalau sahabatnya itu berhenti berjalan membuat Fitri mau tak mau harus berjalan kebelakang lagi ke arah Nanda.

"Ada masalah, Nan?" tanya gadis itu.

Namun Nanda tak menjawab bahkan tak menoleh. Dirinya masih terfokus kan pada cowok tinggi dengan keringat yang banyak itu akibat permainan yang sedang ia mainkan.

Bagi Nanda, cowok itu sangat mempesona. Dengan badan tinggi dan juga rambutnya berhasil mencuri hati Nanda. Tak jauh dari itu, Nanda juga sangat mengagumi permainan voli yang sedang dimainkan olehnya.

Cowok itu dengan gesit sepertinya sangat pandai dalam permainan ini. Sedari tadi, teamnya terus saja mencetak angka. Membuat Nanda semakin jatuh hati padanya.

"Nan?" kali ini Fitri berujar sambil melambai - lambaikan tangan kanannya di depan wajah Nanda.

Nanda kaget dan seketika sadar dari lamunannya. Lalu kepalanya menoleh ke arah Fitri yang lebih pendek darinya. "Iya, kenapa?" Nanda malah balik bertanya.

Fitri berdecak pelan. "Seharusnya gua yang nanya, lu kenapa? Kok ngelamun gitu tadi?" tanya Fitri.

"O-oh gapapa kok, udah ayo lanjut jalan!" setelah itu, Nanda berjalan dahulu sebelum akhirnya Fitri ikut berjalan di sampingnya.

Fitri merasa aneh dengan sikap Nanda ini. Namun fikiran itu ia tepis terlebih dahulu. Mungkin Fitri sedikit faham karena Nanda memang suka melihat cowok ganteng.

Jadi Fitri berfikir mungkin saja Nanda terpesona dengan salah satu pemain yang ada di lapangan tadi.

Jadi Fitri berfikir mungkin saja Nanda terpesona dengan salah satu pemain yang ada di lapangan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haikal!"

Haikal yang baru saja akan memasang helm kini tertunda akibat suara cempreng khas milik seorang perempuan tiba tiba memanggil namanya.

Alhasil mampu membuat Haikal menoleh pada seseorang yang telah menyebutkan namanya tadi. Dapat ia lihat Lisa tengah berlari sekuat tenaganya untuk menghampiri Haikal yang kini telah duduk di atas motornya.

Haikal menaikkan sebelah alisnya melihat Lisa yang kini sudah berdiri di depannya. Maksudku, berdiri sambil mengatur nafasnya yang tak beraturan akibat berlari tadi.

"Kenapa?"

Satu kalimat itu mampu membuat Lisa berdiri tegak sempurna seperti sedang terkena hukuman atau sedang melaksanakan sebuah upacara bendera.

Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang