04.Susahh

462 437 79
                                    

"Nggak bosen pagi pagi udah baca buku?"

Pertanyaan seseorang membuat Fitri mengalihkan pandangannya dari buku yang sedari menjadi alasannya fokus.

Dilihat dengan matanya, Lisa yang tengah asal menaruh tas nya di atas meja. Dialah yang tadi bertanya. Lalu berjalan ke arah meja Fitri, dan tanpa izin langsung duduk di bangku Nanda yang masih kosong.

Fitri tersenyum melihat itu. "Nggak kok. Kan baca buku bisa buat nambah ilmu!" jawab Fitri dengan semangat.

Lisa tak habis fikir dengan keambisan salah seorang temannya ini. Bisa - bisanya di jam segini dia sudah membaca buku pelajaran, mana yang dibaca adalah materi tentang sejarah.

"Tapi ya nggak pagi pagi juga kali!"

Fitri terkekeh pelan mendengar penuturan dari seseorang yang sudah ia anggap sebagai sahabat lamanya ini. "Kan nggak ada salahnya, lagian juga nggak ada yang ngelarang. Iyakan?"

Lisa menghela nafas berat setelahnya. "Iya deh iya terserah lu." lalu kemudian, ia mengeluarkan handphone nya yang sedari tadi berada di dalam saku seragamnya.

Fitri tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan, sebelum pada akhirnya dia kembali fokus pada buku yang sedang ia pegang.

"Pagi bestie - bestie ku yang cantek!" seseorang berteriak dengan sangat nyaring dari arah pintu.

Itu Bella.

"Hello ges!" teriak satu lagi. Orang itu juga tiba tiba muncul di samping Bella dengan senyuman khas playboy.

Itu tak lain adalah Angga.

Angga segera menarik tangan Bella dengan lembut untuk menuju ke arah bangku mereka yang terletak tepat di depannya bangku Haikal dan Lisa.

"Nempel mulu kayak lem," celetuk Lisa saat pasangan tersebut sudah menaruh tasnya masing - masing dengan rapi serta juga sudah duduk.

"Bukan lem, magnet kali!" ujar Angga.

"Sama aja. Sama sama nempel juga." balas Lisa.

"Sstt!"

Lisa yang niat awalnya mau adu mulut dengan Angga kini terhenti ketika Bella tiba tiba mengatakan 'sstt' seperti memanggil seseorang.

Alhasil Lisa langsung mengalihkan pandangan ke arah sahabatnya itu. "Kenapa?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Lisa.

Bola mata Bella mengarahkan agar Lisa melihat ke arah jendela, dimana terlihat di luar ada Haikal yang tengah berjalan menuju ke dalam kelas.

Lisa yang mengetahui itu tak mau menyia-nyiakan kesempatan, dia langsung berlari ke arah bangkunya dan langsung juga duduk di kursinya.

Haikal berjalan dengan tenang tanpa ada gangguan untuk menuju ke dalam kelasnya, tak lupa dengan tatapannya yang selalu saja datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haikal berjalan dengan tenang tanpa ada gangguan untuk menuju ke dalam kelasnya, tak lupa dengan tatapannya yang selalu saja datar.

Malas senyum, kulkas, pintar semua bidang pelajaran, anak orang kaya. Beberapa kata itu sangat cocok untuk menggambarkan seorang Haikal Mahardhika Putra.

Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang