20.Lisa, Haikal, Putra, Fitri

274 183 97
                                        

Haikal memegang ujung bibirnya yang masih membiru akibat bekas tonjokan Viktor yang luar biasa sakitnya kemarin. Ia meringis ketika merasakan sakit saat jarinya memegang luka tersebut.

Dari kemarin, luka itu memang belum di obati. Mama nya memang kemarin hendak mengobati, namun Haikal menolak karena ia kemarin masih terbawa emosi.

Tangan Haikal turun dari wajahnya. Bekas luka itu benar-benar sangat terlihat. Tak jarang juga orang-orang menatapnya bingung saat ia melewati mereka.

"Haikal!!"

Teriakan seseorang dari belakang berhasil membuat Haikal menghentikan langkahnya. Haikal kenal suara ini. Ini adalah suara yang menemaninya bermain game kemarin.

Haikal menoleh kebelakang dengan malas. Terlihat Lisa sedang berjalan santai seperti gembira ke arahnya. Namun ekspresi Lisa tiba-tiba berubah menjadi bingung, lantas gadis itu langsung mempercepat langkahnya.

Sampai, gadis itu langsung memposisikan diri di samping Haikal. Mata Lisa menatap lekat-lekat wajah Haikal, membuat Haikal merasa tidak nyaman.

"Kenapa?"

"Muka lu kenapa, Kal?!" tanya Lisa panik. Jelas panik, karena Haikal itu adalah gebetannya.

Haikal diam. Cowok itu sama sekali tak menjawab. Tanpa menjawab, ia langsung berjalan mendahului Lisa yang masih menatapnya antara bingung dan khawatir. Setelah sadar bahwa ia telah ditinggal oleh crush nya, Lisa langsung berlari kecil guna untuk menyamakan langkahnya dengan Haikal.

"Haikal!" panggil nya lagi. Namun masih belum ada jawaban dari Haikal. Haikal hanya diam.

Pandangan cowok itu datar, menatap lurus ke arah depan. Beberapa langkah lagi mereka sampai dikelas. Lisa mendengus sebal. Padahal ia berfikir kalau Haikal sudah luluh padanya karena kebaikannya kemarin. Namun Haikal tetap Haikal. Sifat cuek dan acuh itu tetap melekat pada dirinya.

Setelah sampai, Haikal langsung berjalan masuk ke dalam kelas. Mengabaikan panggilan dari Lisa. Yang menjadi objek penglihatannya sekarang adalah Angga dan Bella yang tengah fokus pada ponsel di genggaman Bella. Seperti ada hal yang lucu, mereka sesekali tertawa geli.

Lisa yang berjalan di belakang Haikal sekarang malah cemberut. Ia duduk di bangku nya begitu Haikal baru saja mendudukkan bokongnya di bangku miliknya sendiri.

"Kenapa?" tanya Bella begitu menyadari ekspresi cemberut di wajah Lisa.

Lisa mendengus sebal. "Nggak papa."

Pandangan Bella kini beralih pada Haikal yang ternyata sudah membaca sebuah novel. Tak sengaja ia melihat sudut bibir Haikal yang membiru.

"Muka lu kenapa, Kal?" tanya Bella hati-hati. Ia takut kalau Haikal tak suka pada pertanyaan nya.

Haikal melirik sekilas pada gadis di depannya. Lalu segera kembali lagi fokus pada buku yang di pegang nya. "Gak papa." jawab Haikal singkat.

Wajah Lisa terangkat. Ia menatap Haikal dengan wajah bingung. Padahal tadi saat ia bertanya, Haikal tidak menjawab. Namun ketika sahabatnya itu bertanya, Haikal malah menjawab. Yaa... Walaupun dengan jawaban yang singkat dan terkesan cuek.

"Kok biru gitu?" tanya Lisa.

Haikal tak menjawab, bahkan tak melirik atau menoleh pada Lisa. Cowok itu tetap fokus pada bukunya. Lisa menghela nafas gusar. Dia ingin menyerah untuk mendekati Haikal, namun hatinya sepertinya melarangnya untuk melakukan hal tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang