07.Mlbb

385 366 71
                                    

"Pagi, Haikal!"

Suara cempreng nan berisik itu sangat menganggu pagi Haikal yang sebelumnya cerah. Ia menutup kedua matanya kala telinganya mendengar sapaan cempreng dari gadis di sebelahnya.

Entah kenapa ia bisa berpapasan dengan makhluk satu ini di pagi nya yang tadi menurutnya cerah. Namun kecerahan itu lenyap ketika sosok di sampingnya ini muncul.

Gadis itu lantas cemberut ketika tak kunjung mendapat sapaan balik dari Haikal yang sekarang telah resmi menjadi crush nya.

"Haikal Mahardika Putra!" lantas gadis itu langsung memanggil Haikal dengan nama lengkapnya.

Haikal berdecak pelan pertanda tak suka karena nama lengkapnya di sebut dengan sesuka hati. Haikal memang orang yang tak menyukai jika dirinya di panggil dengan nama lengkapnya.

Bukan apa - apa, Haikal memang tak menyukai orang yang menyebut nama lengkapnya sebab Ayahnya sering sekali memanggilnya dengan nama lengkapnya.

Itu yang membuat Haikal yang suka jika dipanggil begitu. Itu membuat Haikal teringat akan sosok Ayah nya.

Gadis itu lantas menghela nafas gusar sebab tak kunjung mendapat balasan oleh Haikal. Lalu ia berjalan lebih cepat meninggalkan Haikal.

Haikal yang melihat kelakuan Lisa seperti itu lantas menaikkan satu alisnya. Karena tak ingin ambil pusing, lebih baik Haikal tak terlalu memikirkan sifat gadis itu.

Lisa semakin kesal karena Haikal yang sekarang tak kunjung mengejarnya. Padahal ia berfikir, jika ia lari maka Haikal akan mengejarnya namun justru sebaliknya. Haikal terlihat acuh padanya.

Gadis dengan setelan seragam putih abu - abu itu berjalan santai menuju ke kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan setelan seragam putih abu - abu itu berjalan santai menuju ke kelasnya. Dengan tas berwarna hitam yang senantiasa ia gendong di punggungnya.

"Akh!" pekik Nanda tatkala sebuah bola voli menghantam kepalanya membuatnya memegang kepalanya yang terasa sakit.

Nanda menoleh kebelakang dimana tepat disitu berdirilah pelaku yang membuat kepalanya menjadi sakit.

Nanda mematung seketika ketika melihat siapa pelakunya. Seorang cowok berperawakan tinggi dengan gaya rambut yang bisa membuat kaum hawa jatuh cinta seketika.

Cowok itu lantas mengambil bola voli nya yang berada di samping kaki Nanda. Kembali berdiri, cowok itu menatap Nanda yang jauh lebih pendek darinya.

Jika dilihat dengan seksama, Nanda hanya sebatas bahu cowok tersebut.

"Sorry," ujar cowok itu, membuat lamunan Nanda buyar.

Melihat Nanda yang tak kunjung membalas, lantas cowok itu menaikkan satu alisnya. Bingung, itulah yang terjadi pada dirinya.

"Sakit?" tanya cowok itu sekali lagi.

Bukannya menjawab pertanyaan cowok tersebut, Nanda malah menjulurkan tangan kanannya di hadapan sang cowok. Berniat berkenalan.

Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang