12.Rumittt

292 267 63
                                    

Lisa menghela nafas lega ketika ia dan Haikal sudah selesai melaksanakan tugas hukuman dari Bu Susi.

Jujur, Lisa kelelahan dengan hukuman dari Bu Susi ini. Dan sekarang, ia sedang berjalan sendiri untuk menuju ke kelasnya. Tujuannya adalah mengambil uangnya yang tertinggal di dalam tas.

Haikal dengan entengnya itu tadi meninggalkan Lisa yang tengah kelelahan sendirian. Bahkan ketika sedang melaksanakan hukuman bersama tadi, Haikal dan Lisa sama sekali tidak mengobrol.

Niat Lisa yang ingin akrab dengan Haikal lewat hukuman ini gagal dikarenakan Haikal sendiri. Es dalam diri Haikal itu sangat sulit untuk di cairkan.

Sudah lama Lisa berusaha untuk mencairkan es tersebut. Namun hasil yang ia terima dari perjuangannya itu tetap saja saja, tak ada satupun caranya yang berhasil meluluhkan hati es milik Haikal.

Sampai di dalam kelas, mata nya langsung menatap Haikal yang tengah serius mengerjakan tugas yang belum ia kerjakan kemarin.

Lisa berjalan dengan santai ke arah tempat duduknya. Lalu setelah sampai, ia merogoh tas nya dan akhir ia menemukan uang saku nya.

Sebelum kembali melangkah, ia melirik Haikal terlebih dahulu. "Haikal, mau ke kantin bareng nggak?" tawar Lisa.

Padahal dirinya tahu bahwa Haikal sekarang tengah fokus dengan buku tulis dan bolpoin nya, namun Lisa tetaplah Lisa, ia hanya ingin membuat perhatian Haikal teralihkan padanya.

Hanya gelengan singkat yang Haikal perlihatkan, itupun Haikal masih saja fokus pada objek yang sedang ia kerjakan.

Lisa mengangguk mengerti. "Mau nitip sesuatu nggak?" tawar nya lagi.

Sama seperti tadi, Haikal hanya merespon pertanyaan Lisa dengan gelengan singkat, juga tanpa menolehkan kepalanya pada gadis yang tengah berdiri di sampingnya itu.

Lisa tanpa menyahut langsung berjalan pergi keluar kelas. Kali ini ia akan mengabaikan Haikal dulu karena perutnya nampaknya sudah tak sabar untuk di isi. Lisa sedikit berlari kecil agar cepat sampai ke kantin. Dirinya juga ingin berkumpul bersama sahabatnya setelah melakukan hukuman tadi.

Bruk!

Seseorang dengan tidak sengaja menabrak Lisa hingga tubuh gadis itu terjatuh ke lantai, membuat sang penabrak juga harus menghentikan langkahnya.

"Sorry-sorry!" ujar nya sembari mendudukkan dirinya di hadapan Lisa.

"Eh, Lisa?"

Lisa mendongak kala suara berat itu menyapa indra pendengarannya. Yang ia lihat di hadapannya kini adalah Putra.

"Butuh bantuan buat berdiri nggak?" tanya Putra.

Lisa menggeleng. "Gua cuma jatuh, bukan lumpuh." lalu dia segera berdiri dan merapikan kembali pakaiannya.

Putra yang melihat itu lantas juga ikut berdiri. Lalu melihat ke arah Lisa yang lebih pendek dari dirinya.

"Lu mau ke kantin?" tanya Putra, dibalas anggukan kecil oleh gadis di depannya.

"Kalau lu mau balik ke kelas?" tanya Lisa balik.

"Iya, ponsel gua ketinggalan di tas. Maaf tadi udah nabrak lu, gua nggak fokus soalnya!"

Lisa lalu mengibaskan tangannya di udara. "Udah santai aja." ujar Lisa. "Gua duluan ya, udah laper soalnya." lanjut nya sembari kembali berlari kecil menuju arah kantin.

Putra tersenyum kecil ketika memandang punggung Lisa yang kian semakin mengecil di hadapannya. Lisa itu gadis yang lucu, itulah fikir Putra.

 Lisa itu gadis yang lucu, itulah fikir Putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang