"Assalamu'alaikum!" Angga langsung berjalan santai ke kamar setelah berucap salam, ia tak peduli jika ada kedua orang tuanya di ruang tengah yang sedang bersantai menonton televisi.
"Assalamu'alaikum, Om, Tan." Haikal juga ikut masuk setelah Angga. Cowok itu berjalan ke arah kedua orang tua Angga dulu untuk bersalaman kepada si pemilik rumah.
"Waalaikumsalam, ganteng. Sopan banget sih, nggak kayak anak tante itu!" Mara melirik sinis pada Angga yang sedang berdiri di tengah-tengah tangga untuk menunggu Haikal.
"Siapa? Kok Papa baru pertama kali lihat?" Andre, Papa Angga itu bingung dengan kehadiran Haikal. Pasalnya teman-teman Angga yang Andre ketahui hanyalah Rayyan dan Putra, juga Bella yang berstatus pacaran dengan Anaknya. Selebihnya ia tak tahu.
"Papa sih kerja mulu, jadinya nggak tau kan!" Mara menyenggol lengan Andre pelan.
"Papa kerja kan juga buat beliin Mama skincare, terus buat biaya anak kita disekolah, Ma!"
Mara tersenyum sambil menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Andre. "Iya deh, terserah. Oh iya, ini tuh Haikal. Dia tuh pinter banget, Pa! Berkat Haikal yang mau temenan dan ngajarin Angga, sekarang Anakmu itu jadi naik rangking nya!"
"Keren, Nak! Lanjutkan bakatmu. Om bangga sama kamu karena telah ngajarin Anak Om yang awalnya gobloknya kebangetan itu jadi rada pintar dikit sekarang." Andre menepuk-nepuk pundak Haikal menggunakan tangan kanannya.
Sementara Haikal hanya menunjukkan senyum tipis saja. Ia bingung harus bagaimana menjawab pujian dari kedua orang tua Angga ini.
"Ma, Pa! Haikal mau nginep malam ini, boleh kan?" Angga bertanya dari atas tangga.
Mara berbinar mendengar hal itu. "Beneran?! Boleh banget, Ga!" ia kemudian menatap Haikal, mata berbinar nya masih tetap terpancar. "Sering-sering nginep disini ya, Nak!"
Haikal hanya mengangguk sekilas, lalu berdiri hendak menghampiri Angga. "Saya permisi, Om Andre, Tante Mara."
Angga melihat Haikal yang kini mulai menaiki anak tangga untuk menghampiri dirinya. "Mama gua suka banget kayaknya sama elu, nying!" Angga tersenyum lebar setelah melihat kejadian Haikal dengan kedua orang tuanya tadi.
"Syukur deh kalau gitu," ujar Haikal. Cowok itu melangkahkan kakinya menuju ke kamar Angga, si Anak yang sangat menyukai karakter anime perempuan, Rikka Takanashi.
Haikal menghela nafas. Ah, gambar Rikka pun sampai ditempelkan di pintu kamar. Memang se-cinta itu Angga dengan Rikka. Bosan sekali Haikal memandang Angga yang masih tetap setia menatap foto Rikka di depan mereka.
"Oh, Rikka sayangku! Izinkan aku membuka pintu ini, cintaku!"
Haikal memutar bola matanya malas. "Stres," cibir nya pelan.
Angga melirik sinis temannya itu. "Heh, inget! Lu juga pernah bucin sama Nakamura Rio, ya!"
"Gua nggak sampe segitunya kayak lu," ujar Haikal. Malas dengan topik ini, Haikal segera menyuruh Angga membuka pintu.
"Buka gih, cepetan!"
Angga tidak menjawab, cowok itu segera membuka pintu kamarnya dan segera masuk ke dalam disusul Haikal di belakangnya.
Walaupun Haikal itu akrab dengan Angga, ia masih memiliki sopan santun. Buktinya ia membuka sepatunya dulu dan memilih duduk di kasur Angga sebelum sang empu menawarinya untuk rebahan juga.
Sangat berbeda dengan Angga yang masih menggunakan sandal yang belum di lepas namun langsung rebahan diatas kasur. Angga memang malas sekali menggunakan sepatu, bahkan ke sekolah saja biasanya nyeker.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Haikal! [END]
RomanceKita itu beda Hidup dia cerah, hidup gua suram. Dia terang, gua gelap. Dia suka keramaian, gua suka kesendirian. Dia terbuka, gua tertutup. Dia pemaaf, gua pemarah. Intinya kita benar-benar nggak cocok, namun kita malah memaksa untuk saling men...