08.Lisa berulah

377 348 54
                                    

"Haikal, nanti nebeng dong!" ujar Lisa tiba tiba setelah seorang guru keluar dari kelas mereka.

Haikal melirik sekilas ke arah gadis yang lebih pendek darinya tersebut. "Nggak." satu kalimat terlontar dengan nada dingin dari mulut Haikal sebelum cowok itu sepenuhnya meninggalkan kelas ini.

Lisa cemberut seketika. Dirinya belum pernah sekalipun pulang bersama dengan Haikal. Ia merasa iri pada Bella yang hampir setiap harinya selalu pulang dan berangkat berdua dengan Angga.

Lisa juga ingin kisah cintanya seperti di wattpad. Dari benci jadi cinta. Namun sudah lama ia mengenal Haikal, begitupun sebaliknya tapi belum ada tanda - tanda Haikal menyukai dirinya balik.

"Bau - baunya keknya ada yang belum dapetin hati crush nya nih," ujar Nanda ketika menghampiri bangku Lisa yang paling belakang sendiri. Berbeda dengan dia yang duduk paling depan bersama Fitri.

Lisa berdecak pelan. "Daripada lu, nggak punya kisah cinta!" seru Lisa.

"Duluan ya!" pandangan ketiga gadis itupun teralihkan pada Bella yang sudah berdiri di ambang pintu bersama Angga di sampingnya.

Setelahnya, gadis itu benar benar meninggalkan kelas ini dengan kekasihnya. Mungkin tujuan mereka adalah kantin.

Lalu, Nanda kembali melihat ke arah Lisa. "Kata siapa? Orang crush gua tadi pagi aja muji gua cantik!" sahut nya.

Lisa dan Fitri yang mendengarnya lantas menoleh ke arah Nanda yang lebih tinggi dari mereka, hanya sedikit lebih tinggi. Ku ulangi, sedikit.

"Siapa, Nan?" tanya Fitri.

Nanda tersenyum ketika Fitri menanyakan hal tersebut. "Kepo! Udah gua mau cari dia dulu, babay!" setelah itu, gadis pemilik rambut pirang itu langsung melesat keluar dari kelas.

Membuat Lisa dan juga Fitri saling pandang, bingung akan kelakuan Nanda yang aneh.

"Mau pulang bareng gua aja nggak nanti?" mereka berdua sekali lagi menoleh. Kini mereka dihadapkan dengan cowok berperawakan tinggi.

"Putra?" beo Fitri. Namun tatapan Putra masih senantiasa menatap Lisa.

Lisa tersenyum tipis sebelum akhirnya menggeleng. "Nggak deh makasih. Tapi kalau lu ngajak ke kantin bareng ya ayo!" jawab nya membuat senyum Putra semakin merekah.

"Beneran?" tanya Putra senang.

"Satu syarat!" ujar Lisa dengan menunjukkan jari telunjuknya tepat di hadapan Putra.

"Apa?"

"Traktir gua!"

Fitri menghela nafas ketika mendengar syarat yang Lisa berikan. Ia sudah tahu dari awal jika syaratnya akan ini.

Putra kembali tersenyum. "Oke. Gua bakal traktir lu sepuas - puasnya!"

Lisa tersenyum gembira. Ia gembira sebab tak perlu mengeluarkan uang saku nya untuk jajan hari ini. "Yes!"

"Tapi ada syaratnya,"

Seketika senyum di wajah Lisa hilang. "Syarat apaan?"

"Kita makan berdua, nggak ada yang boleh ikut." ujar nya sambil melirik Fitri sekilas dengan malas. Ia tidak mau ada yang menganggu acaranya dengan Lisa.

Lisa menatap Fitri dengan cemberut sebab sahabat barunya tak dapat ia ajak makan gratis bersama.

Namun Fitri malah tersenyum hangat yang menandakan ia tak apa - apa dan mengizinkan Lisa pergi berdua dengan Putra.

"Beneran nggak apa - apa?" tanya Lisa memastikan. Fitri hanya mengangguk singkat dengan senyum kecil.

"Oke makasih!" ujar Lisa senang. Gadis ini memang sangat semangat dengan yang namanya 'traktir'.

Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang