Cowok itu membuang batang rokoknya ke tempat sampah dengan tangan kekarnya. Dirinya menatap jenuh kepada dua temannya yang asik pada kesibukannya sendiri sendiri.
"Aelah, gabut banget nih gua!" ujar nya sambil merebahkan dirinya di sofa empuk. Namun tak mendapat jawaban dari kedua temannya.
Rayyan yang sedang bermain dengan bola voli nya lantas menengok ke arah Putra yang sedang rebahan di sofa nya. Namun ia tak menanggapi sahabatnya itu, ia lebih fokus pada bolanya.
Yang satu lagi malah fokus pada handphone nya, dengan cengiran yang sedari ia tunjukan pada wajah tampannya.
Putra menekuk wajahnya tatkala kedua temannya tidak memperhatikan dirinya yang sedang dilanda kegabutan ini.
Dia bangun dari sofa, mengubah posisinya menjadi duduk. Memperhatikan Angga yang cengar - cengir sambil menatap layar handphone.
"Cengar - cengir terus Ga, gak kesambet kan lu?"
Angga mendongakkan kepalanya, menatap datar sahabat nya yang berada di depannya ini. "Yang ada lu yang kesambet!" ujar Angga.
"Kesambet setan gabut." lanjut nya.
Putra berdecak. "Mana ada setan gabut, bego!"
"Mending ngaca deh," ujar Angga.
Putra menaikkan alisnya sebelah. "Kenapa? Gua tau kok gua ganteng." balas Putra.
Angga kembali fokus menatap layar handphonenya. "Nggak gitu. Muka lu aja udah mirip setan tuh, ya berarti setan gabutnya tuh elu!"
"Dih, untung sahabat." kembali lagi, Putra kembali merebahkan dirinya lagi di sofa empuk milik keluarga Rayyan.
Kali ini mereka bertiga sedang berkumpul di rumah Rayyan yang katanya sultan. Untuk menghabiskan waktu hari minggu ini, Angga dan Putra sepakat untuk bermain di rumah Rayyan.
"Bahas cewek, yok!" ajak Rayyan tiba - tiba yang sudah duduk di samping Angga. Tangannya terulur untuk mengambil sebotol air mineral di meja, lalu meneguk nya hingga tersisa setengah.
"Tumben, lu udah punya cewek?" tanya Putra yang masih stay dengan posisi rebahan nya, namun lirikan matanya menuju ke Rayyan.
"Nggak juga, tapi pengen aja gitu. Soalnya gua kemarin ketemu cewek cakep!" seru Rayyan.
"Siapa?" tanya Putra.
"Kalau nggak salah namanya Nanda, rambutnya warna pirang, keknya dari kelas lu pada deh." jawab Rayyan sambil meletakkan bola voli nya di samping kursi yang sedang ia duduki.
"Hatchu!" tidak ada angin atau hujan, Nanda tiba - tiba bersin yang membuat ketiga temannya terlonjak kaget.
"Nih - nih tisu!" Bella dengan cepat menyodorkan sekotak tisu kepada Nanda.
Nanda menerimanya dengan cepat, lalu membersihkan kotoran di wajahnya.
"Bikin kaget ae lu, untung gua nggak punya riwayat penyakit jantung." ujar Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Haikal! [END]
RomanceKita itu beda Hidup dia cerah, hidup gua suram. Dia terang, gua gelap. Dia suka keramaian, gua suka kesendirian. Dia terbuka, gua tertutup. Dia pemaaf, gua pemarah. Intinya kita benar-benar nggak cocok, namun kita malah memaksa untuk saling men...