34.Kembali

117 54 29
                                    

Angga mengendarai motornya dengan kecepatan rata - rata, ia sedang tidak ingin berkendara dengan kencang untuk saat ini. Ia juga sedang memikirkan cara bagaimana bisa membantu Haikal untuk saat ini. Angga sudah berjanji bahwa ia akan membawakan seseorang yang bisa membantu Haikal.

Namun bodohnya Angga menjanjikan sesuatu yang bahkan ia tidak tau harus menepatinya dengan cara yang seperti apa. Ia sama sekali tidak mempunyai kenalan yang berhubungan dengan masalah Haikal ini. Ia hanyalah seorang anak SMA yang mempunyai banyak teman, bukan mempunyai banyak orang dalam.

Namun janji adalah janji, ia sudah berjanji akan membantu Haikal, dan itu harus ia tepati. Sekarang yang bisa lakukan hanyalah mencari seseorang yang mungkin saja bisa membantu masalahnya kali ini.

Dibalik kaca helmnya tersebut, ia dapat melihat seorang gadis yang ia kenali sedang duduk di sebuah halte bus sendirian. Angga sebagai teman yang baik langsung saja menghampiri gadis tersebut.

Ia mematikan mesin motornya terlebih dahulu lalu membuka kaca helmnya. "Sendirian aja nih, neng?"

Lantas gadis itu menoleh setelah mendengar kata-kata Angga. Ia tersenyum setelah melihat siapa yang baru saja berbicara kepadanya. "Apasih, Ga! Kebiasaan deh, sukanya godain cewek mulu!"

"Dih, geer, gua nggak godain ya! Gua cuma pengen akrab." ia kemudian membuka helmnya, lalu menyisir rambutnya menggunakan tangannya sendiri membuat aura tampannya semakin terlihat.

"Sama aja kali, Airlangga!" ia menyebut nama depan Angga yang membuat Angga terkekeh pelan.

"Tapi serius deh, lu ngapain disini sendirian coba, Ris?" tanya Angga kepada Rista, atau bisa disebut mantan kekasihnya.

"Gua habis les dance, Ga. Dan ini baru aja mau telfon Mama, mau minta jemput." jawab Rista, ia hampir saja lupa tujuannya duduk ke halte ini gara-gara ada Angga disini.

"Udah sini gua anter. Daripada Mama lu kesini ngabisin bensin, mending sama gua, kan? Gratis kok, tenang aja." ia menepuk jok belakang, mengisyaratkan Rista untuk duduk di situ.

Rista menggeleng pelan sambil tersenyum simpul. "Nggak deh, takut pacar lu marah nanti." Rista itu tau bahwa Angga sudah memiliki kekasih dan dirinya juga tau batasan saat ini.

"Yaelah udah nggak papa. Gua orangnya setia kok, nggak akan gua berpaling ke lu lagi." jawab Angga.

"Bukan masalah lu setia, tapi gua takut nanti cewek lu cemburu terus marah, gitu loh!"

Akhirnya mereka berdebat untuk waktu yang cukup lama, mungkin sekitar sepuluh menit, dan pada akhirnya Rista yang mengalah. Gadis itu sekarang tengah duduk anteng di jok belakang motor Angga sambil menikmati pemandangan kota Surabaya yang indah.

"Ris," Angga akhirnya bersuara setelah terjadi keheningan di antara keduanya tadi.

"Hm? Apa?"

"Papa lu pengacara, kan?" dari nada bicara nya, Rista dapat menebak kali ini Angga berbicara dengan serius.

"Iya. Kenapa Ga, emangnya?" tanya Rista.

"Gua mau minta bantuan sama Papa lu, boleh nggak?"

"Gua mau minta bantuan sama Papa lu, boleh nggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang