22.Rintangan

230 164 99
                                    

Lisa menghela nafas pelan. Pemandangan sore di taman kota memang tiada duanya, begitu indah dan mempesona. Ia berdiri tak jauh dari Lucky yang sedang bermain sepak bola bersama bocah-bocah kecil disana. Cowok SMP itu nampak kesenangan bermain sembari mengajarkan cara permainan pada anak yang tidak mengerti cara bermain sepak bola.

Lisa tersenyum senang kala melihat senyum dari adiknya yang mengembang. Jarang sekali ia melihat Lucky senang serta puas seperti ini. Ya karena Lucky itu nolep, sukanya dikamar sambil main handphone. Kadang nonton anime, kadang main game.

Bug!!

Bukannya menolong, Lisa justru tertawa ketika melihat kepala Lucky terkena bola. Lucky yang mendengar suara tawa kakaknya hanya bisa memasang senyum kecut. Setelah itu, ia kembali melanjutkan permainan.

"Li-lisa?"

Lisa menoleh ke belakang. Matanya membola begitu tau siapa yang memanggilnya. Ia tersenyum lebar sekali lagi. Apa ini hari keberuntungannya?

"Haikal?" seru Lisa senang. "Ngapain disini?" Lisa mendekat, ia sekarang berdiri di sebelah Haikal.

Haikal menatap Lisa dengan kagum. Lisa yang sekarang ia lihat bukanlah Lisa yang biasanya, ia terlihat sangat anggun disini. Siapa saja mungkin bakal terpesona melihat penampilan Lisa kali ini.

Hening. Haikal sibuk menatap langit sore sambil sesekali mencuri pandang ke arah Lisa. Sementara gadis itu tengah memperhatikan permainan sepak bola adiknya.

"Lisa!" panggil Haikal mantap.

Lisa menoleh. Ia kaget karena Haikal tiba-tiba menatapnya dengan serius. Tiba-tiba juga Haikal langsung menggenggam kedua tangannya. Lisa terkejut bukan main tentunya.

Hatinya berdebar-debar dengan sangat kencang. Ia sangat tau adegan seperti ini di anime-anime, ia yakin yang akan terjadi setelahnya adalah Haikal mengungkapkan rasa cinta padanya.

"K-kenapa, Kal?" berusaha tenang, walaupun sebenernya hati Lisa sedang tidak terkendali.

Sementara Haikal sedang mati-matian menyusun kata-kata yang cocok untuk saat ini. Rona merah di pipinya benar-benar tidak bisa ia sembunyikan lagi, pipinya sudah seperti kepiting rebus sekarang.

"Ha-haikal?" panggil Lisa pelan.

Oke, cukup. Haikal tidak tahan lagi. Ia kembali menatap Lisa dengan tatapan tajam, yang ditatap justru semakin berdebar-debar parah.

"Lu cantik."

JEDERRRR!!!

Dua kata sudah Haikal utarakan. Lisa tidak dapat menahan senyumannya disaat seperti ini, ekspresi nya sekarang benar-benar kacau, ia terlalu bahagia dipuji seperti itu. Sedangkan menurut Haikal, Lisa malah terlihat imut dan menggemaskan dengan ekspresi seperti itu.

"Lu mau nggak jadi pacar gua?"

JEDERRRR PART 2!!!!

Tubuh Lisa lemas begitu saja, detik itu juga, Haikal dengan sigap langsung menahan tubuh mungil Lisa agar tidak jatuh. Ini yang Lisa tunggu-tunggu selama ini. Ternyata perjuangan nya untuk mendapatkan hati Haikal tidaklah sia-sia. Ia berjanji akan menjaga hubungan ini dengan sangat baik.







"Kak!"

"Kak!"

"Kakak!"

"Kak Lisa!"

"Bangun Kak!"

Lisa mengerjapkan matanya perlahan. Ia melihat sekeliling, dan mendapati adiknya berdiri di samping ranjangnya dengan tatapan datar.

Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang