"Uang kas! Uang kas!" teriak Nanda sambil memukul papan tulis menggunkan spidol yang ia pegang dengan tangan kanannya.
"Aelah berisik lu, nyet!" ujar Kevin sedikit ngegas, karena acara tidurnya jadi nyaman terganggu oleh teriakan cempreng khas Nanda.
Nanda yang merasa kesal lantas langsung menghampiri Kevin yang hendak tidur dengan tas sebagai bantalan di atas mejanya.
"Bayar uang kas, lu udah bolong banyak ini!" karena sangking kesalnya, Nanda menjambak kuat rambut Kevin membuat sang empu mendongakkan kepalanya serta teriakan kesakitan yang keluar dari mulutnya.
"Sakit bego!" ucap Kevin tak terima. Tangannya dengan kasar menyingkirkan tangan Nanda yang tadi menjambak rambutnya.
"Bayar sekarang! Cepetan!!" bentak Nanda tepat di hadapan Kevin.
Dengan malas Kevin mengambil uang yang berada di sakunya, lalu menyerahkan uang sepuluh ribu di hadapan Nanda.
"Apa - apaan sepuluh ribu?! Hutang lu lima puluh ribu, monyet!" ujar Nanda semakin kesal.
"Si anjing! Kok banyak bener hutang gua?!" tanya Kevin tak terima.
"Itu akibat lu yang nggak pernah mau bayar uang kas selama ini!"
Sementara di belakang, tepatnya di pojok kiri. Angga dan Putra menatap pertengkaran yang terjadi pada Nanda dan juga Kevin.
"Tuhkan, apa gua bilang? Dia galak gitu! Kesurupan apa Rayyan sampe suka sama tuh bocah?"
"Kena pelet mungkin." jawab Angga asal.
"Nyesel sumpah gua vote dia jadi bendahara kelas waktu itu!" ujar Putra.
"Bukan lu doang, gua juga nyesel banget vote dia. Mending gua dulu vote si Cinta, udah kalem, baik lagi. Nggak kayak di Nanda!" tambah Angga.
"Ngomong apa lu barusan berdua?!" entah datang dari mana, tiba - tiba saja Nanda sudah berada di hadapan Angga juga Putra.
"Salah denger kali lu!" elak Putra.
"Bodolah! Sekarang cepet bayar uang kas!"
"Galak banget sih, pantesan jomblo!" ejek Putra.
"Anjing! Ngaca deh lu, lu juga jomblo tolol!" balas Nanda.
"Jomblo kok ngatain jomblo, kek gua dong!" dengan bangganya, Angga memasang senyum sombong yang membuat Nanda serta Putra berlagak ingin muntah.
"Pasti si Bella lu pelet ya? Bisa - bisanya dia mau sama makhluk modelan kek lu!" tuduh Nanda.
"Sembarangan lu, babi!" balas Angga.
"Bayar uang kas!! Gua males adu mulut sama orang bego kek kalian!"
Tangan kekar nya dengan setia memegang bola voli. Sudah menjadi ciri khas seorang Rayyan untuk membawa bola voli kemanapun ia pergi.Secara tak sengaja, ia lewat di depan kelas milik kedua sahabatnya, Angga dan Putra. Mata Rayyan menatap pergerakan gadis cantik berambut pirang yang sedang berteriak kesal karena tengah menagih uang kas terhadap teman - temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Haikal! [END]
RomanceKita itu beda Hidup dia cerah, hidup gua suram. Dia terang, gua gelap. Dia suka keramaian, gua suka kesendirian. Dia terbuka, gua tertutup. Dia pemaaf, gua pemarah. Intinya kita benar-benar nggak cocok, namun kita malah memaksa untuk saling men...