36.Minta maaf

112 44 63
                                    

Sampai di parkiran, lebih tepatnya di depan motor mereka berdua. Haikal segera melepas genggaman tangannya pada Lisa lalu merogoh plastik yang ia bawa dan mengambil tiga buah pocky milik Lisa.

Tanpa mengucapkan apapun, lelaki itu memberikan ketiga pocky tersebut pada si pemilik.

"Makasih loh ya, ayang!" seru Lisa sambil tangannya menaruh pocky pocky tersebut ke dalam bagasi motor.

Haikal seketika merinding mendengar empat kata yang diucapkan Lisa tadi. "Jijik." umpat nya.

"Heleh, bilangnya jijik, tapi aslinya suka. Yakan, Kal?" gadis ini kembali menggoda Haikal dengan cara menaik-turunkan kedua alisnya.

Haikal tidak menggubris nya. Dirinya langsung naik ke atas motornya dan memakai helm nya yang berwarna hitam.

Lisa yang melihat itu juga ikut melakukan hal yang sama. Bedanya helm nya itu berwarna pink. Ketika Haikal sudah meninggalkan area parkiran, Lisa juga segera menyusul lelaki tersebut.

"Ayang beb, tungguin dong!" ia mulai mensejajarkan motornya dengan motor Haikal saat di jalan raya.

"Aduh ayang, kita kayak motor-date kalau kayak gini, yakan?"

Lagi dan lagi, Haikal tak menggubris nya. Haikal bodoamat dengan celotehan unfaedah Lisa tersebut. Ia lebih memfokuskan dirinya pada jalan raya kali ini.

Lisa beruntung karena Haikal saat ini tidak mengendarai motornya dengan laju, karena jika begitu maka dirinya tidak akan bisa untuk menyusul lelaki itu.

"Kapan-kapan kayak gini lagi ya, Kal?"

Haikal hanya menghela nafas mendengar ucapan yang dikatakan Lisa barusan. Merasa terganggu dengan kehadiran Lisa serta motor scoopy nya, Haikal segera menambah laju kecepatan motornya.

Lisa yang melihat itu lantas terbelalak. Baru saja dirinya senang karena bisa berduaan seperti ini dengan Haikal, namun malah Haikal sendiri yang mengacaukan kebersamaan ini.

"Kal, jangan tinggalin ayang mu ini!" Lisa berteriak, namun Haikal malah bodoamat.

Haikal malah meninggalkannya sendiri. Lisa hanya bisa menatap motor Haikal yang melaju kencang bahkan menyalip beberapa kendaraan beroda empat.

"Aish! kenceng banget. Mana berani gua bawa motor kek gitu." ia terus menatap motor Haikal yang semakin lama semakin hilang dari pandangannya.

"Harusnya tadi gua ngajak Bella jalan-jalan dulu anjir, biar dia yang nyetir tadi." Lisa meratapi nasib sambil berangan-angan seandainya sahabatnya tadi ia ajak jalan-jalan terlebih dahulu.

Ia tahu betul bahwa Bella jika sudah mode serius, maka ia akan mengendarai motor seperti orang kerasukan. Lisa masih ingat bagaimana waktu itu dia teriak-teriak karena ketakutan saat dibonceng oleh gadis itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang