03.hubungan

493 461 87
                                    

"Apa - apaan sih Kak tadi tuh?!" Bella berteriak tak terima ketika dirinya dan Arga baru saja menginjakkan kaki ke dalam rumah.

Arga menoleh menghadap adiknya yang satu ini. Menaikkan satu alisnya tanda tak mengerti dengan apa yang baru saja Bella katakan.

"Maksud?"

Bella memutar bola matanya dengan malas lalu berdecak kesal menghadapi Kakak Laki-laki nya ini. "Apa - apaan sifat lu ke Angga tadi?!"

Oke, Arga faham. Adiknya ini marah kepadanya hanya karena satu cowok itu. Bagi Arga, Angga adalah cowok paling brengsek yang pernah dekat dengan Adiknya.

Arga hanya mengetahui Angga secara luarnya saja, ia tidak mengetahui bagaimana bucin serta baiknya Angga kepada Bella selama ini.

Selama ini Adiknya itu selalu dihujani banyak cinta dari kekasihnya itu, namun Arga sama sekali tak mengetahui hal itu. Yang Arga tau tentang Angga hanyalah Angga suka menggoda gadis lain.

"Bisa nggak sih nggak usah bahas Angga lagi?" Arga malas jika Bella sudah mulai membahas tentang Angga.

Kejadian ini tak hanya terjadi satu atau dua kali, namun sering terjadi. Setiap kali Arga memergoki Bella sedang berdua dengan Angga, dirinya akan membawa Adiknya itu pulang dan ketika dirumah terjadilah debat antar Adik dan Kakak.

"Ya Kak Arga keterlaluan sama Angga!"

"Lebih keterlaluan mana sama Angga yang selalu godain gadis lain? Hah?!" bentak Arga tiba tiba membuat nyali sang Adik menciut.

"Lu tuh pacarnya! Lu nggak marah apa sama sifat Angga yang kayak gitu?!" emosi Arga meluap.

Tatapan Bella yang tadinya kaget karena Arga membentak nya kini berubah menjadi tatapan marah yang ia tujukan pada sang Kakak.

"Kakak tuh nggak tau sifat Angga yang asli! Jadi nggak usah ikut campur antara gua sama Angga!" bentak Bella tak terima ketika sang kekasih di jelek jelekkan.

"Arga? Bella? Kalian ngapain sih?!"

Seseorang tiba tiba muncul dengan tatapan antara bingung dan kesal sebab Adik-Kakak ini selalu saja bertengkar setiap harinya.

Itu adalah Bunda mereka, Amira.

Bella yang melihat Amira datang dari arah dapur langsung menunjuk Kakaknya dengan menggunakan jari tangan kanannya.

"Dia yang mulai!" ujar Bella.

Kini tatapan Amira beralih ke arah Arga. "Arga, kamu apain Adik kamu?" tanya Amira lembut, ia sedang tak ingin marah marah sekarang karena dengan marah hanya akan memperburuk keadaan.

"Dia jalan sama Angga lagi Bun!" ujar Arga.

"Angga?" Amira membeo.

Lalu dirinya berjalan menuju kedua anaknya yang sedari tadi sedang adu bacot dengan tatapan maut di wajah masing masing.

"Memang kenapa? Angga anaknya juga baik?"

Arga berdecak kesal mendengar pujian yang baru saja Amira katakan untuk Angga.

"Tapi dia suka mainin perasaan cewek Bun!"

"Kakak!" bentak Bella tak terima.

"Apa? Mau marah? Kan kenyatannya emang gitu!" balas Angga tak terima.

"Lu kalau nggak tau nggak usah sok tau!" Bella menyolot.

Amira menghela nafas ketika mendengar suara kegaduhan antara dua anaknya lagi. Ia lalu memisahkan keduanya.

"Udah! Bunda capek denger kalian ribut mulu. Arga, kamu kalau nggak tau yang sebenernya tuh jangan asal nuduh! Bisa aja kan sifat Angga yang asli nggak kayak gitu!"

Hai, Haikal! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang