"Manda ayo cepetan bangun." Masih pagi sekali dan suara melengking itu telah memasuki indra pendengaran Manda dengan tidak santai.
Telonjak kaget Manda saat pintu kamarnya tiba-tiba saja dibuka dengan kasar dari luar. Dan pelakunya tidak lain adalah Mamanya sendiri.
"Ayo cepetan mandi sana." Mama berkacak pinggang melihat Manda yang masih bergelung didalam selimutnya.
Masih dengan wajah bantalnya, Manda melirik pada jam yang yang tertempel didinding.
"Masih jam setengah lima Mama." Ucap Manda mengandung protesan. Ayolah masih sepagi ini dan Mamanya sudah heboh saja. Dia masih ngantuk dan ingin tidur untuk beberapa saat lagi.
"Bantuin Mama masak, sebentar lagi tamu-tamu datang ini."
"Baik yang mulia ratu." Jawab Manda pasrah. Menyibak selimutnya dan dia berjalan dengan ngontai menuju kamar mandi.
Mama ini terlalu rajin menurutnya, lihatlah bahkan Mama sudah rapi dengan baju santai dan rambut yang tertata rapi. Padahal mereka masih akan mulai memasak dan para sanak saudara juga tidak mungkin datang sepagi ini.
Dengan langkah beratnya, Manda memasuki kamar mandi. Sesampainya didalam, dia tidak langsung melakukan seperti apa yang Mamanya katakan, melainkan dia masih duduk termenung di atas kloset. Berusaha mengumpulkan kesadarannya kembali sepenuhnya.
Cukup lama Manda termenung di atas kloset, sampai suara cempreng Mamanya kembali terdengar menyuruh Manda agar cepat selesai.
Dengan tubuh yang masih ingin bermalas-malasan akhirnya Manda pun bangun dan mengguyur dirinya dengan air yang terasa dingin bagai es yang dicairkan.
Baru juga Manda meraih shampo untuk keramas, suara Mamanya kembali terdengar.
"Manda cepetan, Mama butuh bantuan kamu."
"Iya Ma, sabar."
Kira-kira seperti inilah gambaran yang terjadi dirumah Manda setiap kali akan ada acara, Manda pasti selalu menjadi sasaran empuk Mamanya untuk dijadikan pembantu dadakan. Mana Mama sukanya tidak sabaran lagi.
Derita menjadi anak tunggal ya seperti ini. Mama selalu mengandalkan Manda dalam segala hal. Tapi disisi lain, enak juga sih jadi anak tunggal, apalagi kaya raya. Meksipun tidak kaya-kaya banget, tapi setidaknya dari Manda lahir hingga sekarang, hidup mereka selalu berkecukupan dan tidak kurang apapun.
Karena sudah di gebor-gebor oleh Mama, mau tidak mau Manda harus cepat. Sekitar lima belas menit, dia sudah menyelesaikan mandinya. Eits kalian jangan protes dulu, lima belas menit itu adalah waktu yang singkat bagi Manda untuk mandi. Tidak tau saja kalian jika biasanya Manda menghabiskan waktu lebih dari pada itu hanya untuk mandi saja. Dan jangan kalian tanya kenapa Manda bisa selama itu, karena sebagain waktunya pasti Manda gunakan untuk merenung disana.
Manda memakai bajunya dengan cepat. Setelah selesai, barulah Manda turun dan mencari keberadaan Mama yang sedari tadi memanggilnya.
Lihatlah, tuan rumah yang dengan santainya duduk di atas kursi dengan sebuah kopi yang masih mengepul.
Manda menghampiri Papa dan mendudukkan dirinya disamping sang Papa.
"Selamat pagi Papanya aku."
Senyum manis dari cinta pertama Manda itu terbit. Papa mengulurkan tangannya dan minta pada Manda agar masuk kedalam pelukannya. Manda tentu saja tidak akan menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Mate
RomanceMenjadi anak mandiri diusia yang bisa dibilang cukup muda, rupanya belum cukup membuat Mamanya puas. Diusianya yang masih menginjak 21 tahun ini, Mama Manda malah ngebet menyuruh anaknya untuk segera mencari calon suami dari pada menyelesaikan kulia...