Menjelang sore hari, Arhan memutuskan untuk mengantar Manda pulang. Mengingat pesan orang tua Manda tadi yang melarang mereka untuk pulang malam-malam.
Manda dan Arhan keluar dari mobil. Manda sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah, meninggalkan Arhan dibelakangnya.
Badan Manda rasanya sudah lengket semua akibat keringatan dan debu jalanan. Manda ingin cepat-cepat membersihkan dirinya. Tapi sebelum masuk kedalam kamarnya, Manda lebih dulu menyuruh Arhan duduk dan berpesan sesuatu pada laki-laki itu.
"Kamu duduk dulu, jangan pulang dulu ada yang mau aku omongin."
Tanpa menunggu jawaban Arhan, Manda sudah lebih dulu menghilangkan di balik dinding yang memisahkan ruang tamu.
Seperti yang Manda katakan, Arhan mendudukkan dirinya di sofa seperti sebelum mereka pergi. Tidak lama dari itu, terdengar langkah kaki yang mendekat, rupanya itu adalah Mama Manda.
Mama Manda mendekat pada Arhan dan menemaninya.
"Loh udah pulang? Mandanya mana kok gak kelihatan?" Mama celingukan mencarinya keberadaan putrinya yang batang hidungnya masih belum terlihat.
"Manda kayaknya ada dikamarnya Tante."
"Loh gimana sih itu anak, masa tamu ditinggal sendirian." Gerutu Mama.
"Tidak apa Tante. Mungkin Manda mau ganti baju dulu."
"Oh iya, udah makan? Atau mau Tante siapin makan?"
"Tidak perlu Tante, tadi sudah makan dengan Manda." Kedua sudut bibir Mama terangkat, menciptakan senyum.
"Gimana Manda, dia gak ngerepotin kamu kan?"
"Nggak kok, Te."
"Nanti nak Arhan mau langsung pulang ke Jakarta, atau masih ada urusan disini?"
"Langsung pulang ke Jakarta aja, Te. Besok masih harus kerja."
Mama tampak mengangguk-angguk. Baru saja akan bertanya lebih tentang pekerjaan Arhan, sudah di halangi dengan kedatangan Manda.
"Mama, bisa gak pergi dulu sebentar? Manda mau ngomong berdua soalnya." Bisik Manda di telinga Mamanya. Mama menatap keduanya bergantian penuh selidik, lalu dia pun menilai senyum menggodanya ke arah Manda.
Jangan kira Manda tidak paham maksud senyuman terselubung Mamanya ini. Tapi Manda masa bodo, Mama memang kadang suka seperti itu. Biarkan saja Mama berspekulasi sendiri.
"Ya udah, Mama pergi dulu ya. Kalian ngobrol baik-baik." Sebelum pergi, Mama mengedipkan satu matanya ke arah Manda. Membuat Manda yang melihatnya menatap Mama dengan ngeri.
Melihat Mamanya yang sudah menghilang entah kemana, Manda pun berdeham pelan hendak memulai pembicaraan diantara mereka.
"Ini HP nya aku balikkan aja." Manda mendorong paperbag yang sama dengan yang Arhan berikan pada Manda saat datang tadi.
Arhan mengernyitkan kening kebingungan. Bukankah sebelumnya sudah sepakat bahwa handphone itu sekarang sudah menjadi milik Manda?
Tapi ya, saat perjalanan tadi Manda sudah berpikir ulang. Rasa-rasanya tidak pantas jika dia menerima handphone mahal dari laki-laki yang tidak dikenalnya.
Tidak dikenal dalam artian mereka tidak pernah akrab sebelumnya dan juga Manda merasa tidak akan pernah ada keakraban itu dalam hubungan mereka.
Manda hanya antisipasi saja, Manda kan tidak tau apakah handphone ini aman atau tidak. Bisa saja sebelumnya sudah disadap terlebih dahulu. Kan bahaya, yang ada data-data Manda bisa dicuri nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Mate
RomanceMenjadi anak mandiri diusia yang bisa dibilang cukup muda, rupanya belum cukup membuat Mamanya puas. Diusianya yang masih menginjak 21 tahun ini, Mama Manda malah ngebet menyuruh anaknya untuk segera mencari calon suami dari pada menyelesaikan kulia...