part 40

2K 233 26
                                    

Hari yang membuat Manda super deg-degan akhirnya kini sudah tiba. Pagi-pagi sekali, sekitar jam enam Arhan sudah tiba dirumah Manda untuk menjemputnya.

Sembari menunggu Manda bersiap-siap, Arhan berbincang-bincang dengan Papa Manda, sekaligus juga meminta izin untuk membawa Manda pergi dengannya.

Papa setuju saja karena sebelumnya Manda juga sudah izin. Lagipula, dari apa yang Arhan ceritakan dirumah orang tua Arhan saat ini juga sedang ada Laudi maka Papa Manda tidak perlu khawatir.

Jika Arhan dan Manda berbohong dia bisa menelepon Laudi untuk menanyakan kebenarannya. Tapi Papa yakin sih jika Arhan dan Manda tidak akan berbohong mengenai hal tersebut. Dia seratus persen percaya pada Arhan, dan merasa Manda akan aman jika bersama dengan Arhan.

"Kerjaan kamu disini aman?" Tanya Papa, obrolan kedua laki-laki memang tidak akan pernah jauh-jauh dari pekerjaan mereka.

"Aman om, beberapa hari lalu sempat kunjungan juga gantiin Papa."

"Bagus itu, bisnis bengkel gimana? Manda pernah cerita katanya rame banget ya sampe kau harus turun tangan juga."

"Alhamdulillah Om, lumayan hasilnya buat nabung."

"Hebat loh kamu usia segini udah sukses." Arah tertawa pelan mendengar pujian yang dilayangkan Papa Manda untuknya.

"Tinggal cari jodohnya aja ini, kamu emang gak ada niatan buat menikah?"

Pembicara sepertinya sudah memasuki tahap yang serius. Arhan menegakkan tubuhnya, dia berdeham pelan sebelum menjawab pertanyaan Papa Manda.

"Ada Om, sebenarnya saat ini saya sedang tahap pendekatan dengan perempuan itu, Manda anak Om." Papa Manda terlihat agak sedikit kaget dengan pernyataan Arhan. Meksipun sudah tau dari awal bahwa Arhan menaruh hati pada putrinya, tetap saja jika mendengar dari Arhan membuat Papa Manda kaget dan tidak menyangkal bahwa Arhan bergerak sangat cepat.

"Maaf, jika sebelumnya saya lancang mendekati Manda tanpa seizin Om. Sekarang saya benar-benar serius ingin mendekati putri Om. Jika Om memang keberatan tidak apa-apa, mungkin ucapan saya memang terlalu tiba-tiba."

"Dari kecil saya memang tidak pernah melarang Manda untuk melakukan apa yang disukainya. Sampai saat ini pun begitu, jadi selama Manda nyaman saya bisa apa? Saya hanya orang tua yang ingin melihat putrinya hidup bahagia." Papa Manda menghela nafas sejenak sebelum dia kembali melanjutkan kata-katanya.

"Kalau kamu memang serius, maka lakukan. Yakinkan Manda, bahwa kamu memang benar-benar ingin hidup dengannya." Mendapat lampu hijau dari orang tua Manda, Arhan tentu saja merasa sangat senang.

Usaha-usaha yang dilakukannya kini juga adalah salah satu upaya yang dilakukannya untuk menyakinkan Manda bahwa Arhan ingin serius dengan hubungan mereka ini.

"Terimakasih Om, saya janji jika Manda sudah yakin dengan saya secepatnya saya akan membawa kedua orang tua saya kesini."

Papa mengangguk, menepuk bahu Arhan. Lalu memberitahukan kedatangan Manda dengan pakaian santai tapi sopannya yang tengah berjalan menuju mereka berdua. Jangan lupakan juga senyum manisnya yang tidak pernah hilang sejak Arhan datang tadi.

"Itu, Manda udah siap." Papa Manda memberitahukan, Arhan dengan refleks menoleh ke arah yang ditunjuk. Dan senyum otomatis tersungging saat netra keduanya bertemu.

"Aku udah siap." Ucap Manda ke arah Arhan yang tidak mengalihkan perhatian darinya.

"Ya udah, ayo sarapan dulu. Mama udah siapin buat kita." Papa Manda berlalu terlebih dahulu ke ruang makan. Meninggalkan dua anak muda yang tengah dimabuk asmara, hingga tidak bisa mengalihkan perhatiannya masing-masing.

Meet a MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang