Setelah berkendara yang lumayan memakan waktu, akhirnya kini Arhan sampai ditempat tujuan. Rumah orang tua Manda sudah terlihat gelap dengan lampu teras yang dipadamkan. Tapi bagian dalamnya bisa Arhan lihat masih menyala meskipun sudah remang-remang. Arhan yakin jika didalam sana Om Wira, ayah Manda sudah menanti kedatangan putrinya.
"Manda, bangun." Arhan menepuk-nepuk pelan bahu Manda, berusaha membangunkan Manda yang tengah tertidur dengan pulas, bak anak kucing yang polos.
"Manda." Arhan kembali melanjutkan usahanya membangunkan Manda. Matanya fokus menatap kearah Manda yang masih terpejam.
Entah kenapa tiba-tiba saja tangan Arhan bergerak ke arah rambut Manda yang hitam berkilau dan terlihat sangat lembut untuk disentuh. Arhan berhasil mendaratkan tangannya di puncak kepala Manda, tepat seperti dugaan, rambut itu memang halus.
Arhan mengelusnya beberapa kali, hingga membuat Manda terbangun. Melihat kelopak mata Manda yang mengerjap, Arhan menjauhkan tangannya dan mata Manda benar-benar terbuka setelahnya.
"Udah sampai ya." Gumam Manda dengan suara seraknya. Mendengar gumaman Manda, Laras yang berada di kursi belakang pun juga ikut membuka matanya.
Melihat Manda yang turun dari mobil, Laras ikut turun juga dan akhirnya mengekori Manda kekamarnya.
Arhan menggeleng pelan melihat kelakuan mereka berdua. Arhan membuka pintu mobil belakang dan menurunkan tas milik kedua perempuan yang telah lebih dulu meninggalkannya itu.
Di depan pintu, Arhan sudah disambut oleh sang pemilik rumah. Arhan menyalami tangan Papa Manda dan kemudian menyerahkan barang milik Manda juga Laras.
"Makasih ya Arhan sudah mau repot-repot antar mereka berdua."
"Tidak masalah Om." Arhan merasa sama sekali tidak direpotkan. Dia sendiri yang meminta izin pada Om Wira untuk mengantarkan anak gadisnya sampai dirumah.
Dan tentu saja Om Wira yang sangat protektif itu lebih mempercayai Manda di tangan Arhan dari pada ditangan orang tidak dikenalnya. Akhirnya dengan mudah Om Wira memberikan izin pada Arhan untuk mengantar Manda dan juga Laras hingga sampai dengan selamat di rumah ini.
"Saya pulang dulu Om, sudah terlalu malam untuk bertamu."
"Nah itu, sudah terlalu malam. Mending kamu nginap aja disini."
"Jangan Om, nanti merepotkan."
"Tolong jangan menolak, anggap saja ini sebagai rasa terimakasih saya."
Om Wira mempersilahkan Arhan untuk masuk. Arhan sudah dituntun menuju kamar tamu yang sebelumnya sudah dibersihkan oleh Mama Manda.
Arhan menutup pintunya. Sepertinya memilih untuk menginap adalah pilihan yang baik. Arhan sudah mulai mengantuk dan kondisinya tidak memungkinkan untuk menyetir kembali ke Jakarta.
Soal perkataan Arhan yang mengatakan ada acara di Bogor, itu hanyalah kebohongan belaka agar Manda tidak menolak tawarannya.
Niat Arhan murni hanya ingin mengantar Manda pulang saja, tidak ada niat lain. Entah kenapa membayangkan Manda pulang sendirian ke Bogor, membuat hati Arhan gundah.
Arhan menguap, lalu dia merebahkan dirinya di atas kasur yang lumayan empuk ini. Ingin mengenyahkan rasa pegal yang terasa setelah lebih dari satu jam menyetir sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Mate
RomanceMenjadi anak mandiri diusia yang bisa dibilang cukup muda, rupanya belum cukup membuat Mamanya puas. Diusianya yang masih menginjak 21 tahun ini, Mama Manda malah ngebet menyuruh anaknya untuk segera mencari calon suami dari pada menyelesaikan kulia...