part 54

993 131 4
                                    

Hari ini entah kenapa badan Manda rasanya sangat aneh. Di mulai dari bangun tidur tadi, dia merasakan sedikit pusing di kepalanya tapi karena tidak ingin terlihat lemah di depan keluarga Arhan jadilah Manda tidak mengatakan pada siapapun. Lagipula rasa pusing itu kadang hilang kadang datang.

Ini adalah hari terakhirnya di rumah Arhan. Nanti sore Arhan dan Manda akan berangkat menuju Bogor. Untuk menghabiskan hari terakhir mereka, Arhan mengajak Manda untuk jalan-jalan.

Karena tidak tau tempat yang menarik, jadilah Arhan membawa Manda untuk berjalan-jalan di mall saja. Jika kalian tau tempat yang cocok untuk berkencan di daerah Jakarta, tolong beritahu Arhan. Laki-laki itu sangat tidak update untuk hal-hal seperti ini.

"Maaf ya mainnya cuma kesini aja." Arhan meminta maaf, dia khawatir Manda merasa bosan jika hanya diajak ke mall saja.

"Iya gapapa, aku suka belanja kok." Manda menjawab diselingi dengan candaan yang tidak sepenuhnya salah. Ya perempuan mana sih yang tidak gemar berbelanja. Apalagi jika di belanjain. Kalian jangan munafik ya, ngaku saja.

Arhan terkekeh, dia mengacak rambut Manda pelan.

"Ya udah mau belanja apa?"

"Make up boleh?" Arhan mengangguk, apapun untuk gadis kesayangannya ini.

"Make up sepenting itu ya buat kamu?"

"Bukan cuma aku Mas, make up itu bagai penolong buat kami para kaum hawa. Asal tau aja make up itu bisa nutupin dosa-dosa yang ada diwajah tau."

"Ada-ada aja. Padahal saya liat liat kayaknya kamu gak pake make up ya?"

"Aku pake kok, tapi gak full aja. Lihat nih, aku pake lipstik, alis juga."

"Coba mana saya liat." Arhan menarik wajah Manda mendekat dan mengamatinya. Dia mengusap bibir Manda dan ya memang meninggalkan jejak warna disana.

"Kok dihapus sih Mas, kan jadi hilang warnanya." Ucap Manda kesal. Sebelum Manda berhasil menjauhkan wajahnya, satu kecupan berhasil mendarat di atas bibirnya. Tentu saja kalian sudah tau bukan siapa pelakunya.

"Nakal." Ucap Manda, dia memukul pelan paha Arhan. Untung saja keadaan basement sedang sepi hingga mereka tidak diciduk siapapun.

"Udah ayo turun." Arhan membuka pintu disampingnya dan langsung keluar dari mobil. Melihat Arhan yang sudah berada diluar, Manda buru-buru mengoles lipstik kembali untuk mengganti warnanya yang tadi menghilang akibat tangan nakal Arhan.

Melihat Manda yang tidak kunjung keluar, Arhan pun kini membuka pintu disamping Manda dengan cepat.

"Ngapain pakai lagi, orang masih ada kok warnanya."

"Ya ada tapi sebagian udah hilang, makanannya Mas tangannya jangan nakal nakal."

"Cuma tangan saya yang gak boleh nakal? Berarti yang ini boleh dong ya."

Manda mengerut bingung dan saat menoleh ke arah Arhan dia baru sadar maksud pria itu.

Arhan menjilat bibirnya dengan pelan, Manda bergidik ngeri karenanya. Dia pun buru-buru keluar dari mobil sebelum rencana jahat Arhan terealisasikan.

"Jangan macam-macam, gak kapok apa diciduk sama Mama Arum."

"Ya kan mumpung gak ada Mama." Ish dasar ya semua laki-laki sama saja. Manda menepuk pelan tepat di mulut Arhan.

"Udah ayo buruan."

Arhan yang tertinggal beberapa langkah dari Manda, langsung menyusul dan menyambar tangan Manda untuk digenggamannya.

"Nanti makan sushi ya, lagi kepengen."

Dengan berat hati Manda mengangguki, ya mau bagaimana dia tidak tega untuk menolak Arhan. Selama ini saja apapun yang Manda inginkan tidak pernah di tolak oleh laki-laki ini.

Meet a MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang