Sudah tiga hari berlalu sejak acara keluarga waktu itu, dan ya sesuai seperti apa yang Manda pikirkan, kata akan bertanggung jawab yang Arhan layangkan tidak terjadi hingga sekarang.
Manda juga sudah tidak terlalu ambil pusing tentang handphonenya, selama masih bisa berfungsi dengan benar maka Manda akan tetap menggunakannya. Baru jika nanti ada waktu dan uang Manda sudah terkumpul, Manda akan memperbaiki handphonenya sendiri.
Jika biasanya Manda selalu mencari celah untuk berleha-leha disaat waktu sibuknya, maka kini sudah tidak lagi. Malah yang terjadi sebaliknya, Manda merasa kebosanan karena selama tiga hari itu pula dia tidak melakukan hal yang berarti dirumah karena kuliahnya juga sedang libur.
Untuk yang kesekian kalinya Manda kembali menghela nafas jengah. Pekerjaannya masih libur sampai besok karena kemarin mereka habis digempur oleh orderan yang membludak, makanya Manda bosan bukan main. Tidak ada orang selain orang tuanya yang bisa diajak bercanda disini. Mama dan Papanya pun sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Siapapun yang memiliki saran tolong berikan pada Manda. Manda tidak tahan ditengah kebosanan ini.
Melihat Mamanya yang mendekat dengan membawa cemilan, itu sedikit membuat rasa bosan Manda hilang.
Mama mendudukkan dirinya disamping Manda. Tanpa perlu diperintah, Manda mendekatkan diri dan bersandar di pundak Mamanya.
"Bosen banget aku, Ma." Ucap Manda, tangannya mencomot cemilan yang sudah dipindahkan kedalam toples dan memasukkan ke dalam mulutnya.
Mama menekan remote dan menyalakan televisi.
"Tidur gih, biasa kamu juga molor kalau ada waktu luang."
"Gak bisa Ma, udah keseringan tidur kali ya aku dua hari ini."
"Nah itu, makanya kalau Mama panggil minta bantuan itu bantuin kek, kamu nggak malah ngedekem aja dikamar sambil main HP." Nah kan, kena lagi Manda. Padahal dia tidak berbuat salah loh. Memang dasarnya saja anak akan selalu salah dimata orang tua.
"Ma jalan-jalan yuk." Ajak Manda memilih mengabaikan omelan Mamanya. Tolong mengerti Manda sedang bosan tidak ingin beradu argumen saat ini.
"Jalan-jalan sendiri aja sana, Mama capek habis beres-beres pengen istirahat aja."
"Yah Mama." Manda mendesah kecewa. Siapa lagi yang bisa Manda ajak jalan-jalan kali ini? Mamanya sudah menolak mentah-mentah.
Mama diam, fokus pada tontonannya. Manda sedang diabaikan sepertinya. Manda merenggut, punya Mama gini amat.
"Ya udah Manda ajak Papa aja, awas loh Mama jangan cemburu."
Rupanya ucapan Manda berhasil menarik perhatian Mamanya. Tontonan di televisi diabaikan oleh Mama yang kini menatap ke arah Manda dengan mata yang melotot.
"Jangan berani-berani ajak Papa. Papa kamu lagi istirahat capek dia."
Manda tau itu hanya alibi Mamanya saja. Sadar diri Ma, udah tua sifat cemburunya tidak juga hilang. Sama anak sendiri loh ini.
"Makanya ayo sama Mama aja." Manda sudah meraih tangan Mama, tapi tetap saja wanita keras kepala ini masih menggeleng.
"Sana ih, kamu ganggu Mama aja. Jalan-jalan aja sendiri."
Astaghfirullah Mama, anak sendiri loh dibilang pengganggu. Tolong tabahkan hati Manda untuk menghadapi Mama. Amin.
"Mama." Manda merengek seperti anak bayi yang tidak diberikan susu oleh orang tuanya.
Suara bel terdengar, menghentikan aksi kedua perempuan beda generasi ini. Mama mengabaikan Manda, dia pun beralih untuk menyambut tamu yang masih belum diketahui sosoknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Mate
RomanceMenjadi anak mandiri diusia yang bisa dibilang cukup muda, rupanya belum cukup membuat Mamanya puas. Diusianya yang masih menginjak 21 tahun ini, Mama Manda malah ngebet menyuruh anaknya untuk segera mencari calon suami dari pada menyelesaikan kulia...