part 15

2.5K 170 15
                                    

Malam ini lagi pengen update nii. Karena aku udah semangat update, jadi tolong ya vote dan komennya jangan lupa.

Sore ini Arhan telah tiba di basement hotel tempat Manda menginap. Rencananya sekarang Arhan akan mengantar Manda untuk ke toko kain, atas permintaan Papa Manda tentunya.

Tapi rupanya tiba-tiba saja Manda menelepon Arhan dan mengatakan bahwa acara mereka mendadak batal. Entah apa sebabnya, sedikit kecewa yang Arhan rasakan. Tapi ya memang belum rejekinya kali untuk bertemu dengan Manda.

Baru Arhan akan meninggalkan basement, tapi dari arah yang berlawanan dia melihat Manda tengah berjalan menuju sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari mobil Arhan.

Arhan jadi urung untuk melajukan mobilnya, diamatinya Manda yang terlihat tersenyum sumringah. Dan jangan lupakan tangan kedua orang itu yang bertaut, menciptakan percikan tersendiri di hati Arhan.

Ingin rasanya Arhan turun dan menggerebek keduanya. Tapi punya hak apa dia? Yang ada malah Manda akan semakin membenci Arhan nanti.

Arhan menghela nafas berat, dia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Melihat mobil yang ditumpangi Manda dan laki-laki tidak dikenal tadi mulai berjalan, Arhan mengikuti dibelakangnya.

Ternyata mobil itu memasuki kawasan sebuah mall. Arhan tetap menguntit dibelakang. Tidak lama setelah mobil terparkir, Manda dan laki-laki itu keluar.

Arhan memarkirkan mobilnya tidak jauh dari mobil tersebut, setelah dirasa aman Arhan turun dan masih tetap mengikuti kemana kedua orang yang diuntitnya melangkah, tentunya dengan jarak yang dirasa cukup aman.

Arhan menggeram kesal saat tau kemana tempat yang dituju mereka. Dia sudah tau alasan mengapa Manda tiba-tiba membatalkan untuk pergi dengannya. Ya, tidak lain karena Manda ingin orang lain yang menemaninya dan orang itu bukan Arhan. Mendadak panas hati Arhan melihatnya. Dia mencari tempat untuk beristirahat sekaligus menanti kedua orang itu untuk keluar dari toko kain.

Entah Arhan juga tidak mengerti kenapa bisa dia sampai segitunya. Padahal bisa saja dia membiarkan Manda dan laki-laki itu. Manda juga sudah besar tidak perlu jika sampai dijaga sampai seperti ini.

Sembari menunggu, Arhan memesan kopi untuk menemaninya. Cukup lama Arhan menunggu, mungkin sudah sekitar satu jam lebih sampai akhirnya kedua orang yang diikutinya keluar dari toko kain.

Melihat kedua tangan yang sama sekali tidak terlepas membuat Arhan semakin geram. Hingga tanpa sadar dia berdecak pelan.

•  •  •

Manda tersenyum melihat ke arah laki-laki didepannya. Laki-laki yang tempo lalu menjadi topik pembicaranya dengan Laras.

Apa kalian masih ingat dengan Koko yang sempat mereka bicarakan waktu itu?

Iya ini sosoknya, sedang ada didepan Manda. Sosok tampan dengan baju santainya yang saat ini tengah makan malam dengannya.

"Aku gak nyangka kalau Ko Evan juga ada di Jakarta." Manda membuka percakapan di antara keduanya.

Evan, nama laki-laki tersebut. Menampilkan senyumannya ke arah Manda.

"Iya kebetulan sekali, ada urusan keluarga juga disini." Manda mengangguk.

Manda senang dengan kebetulan yang terjadi di antara mereka. Selain bisa bebas dari Arhan, alasan lainnya karena Manda bisa jalan-jalan hanya berdua dengan orang yang disukainya. Siapa sih yang tidak senang?

Jika tidak di Jakarta seperti ini mana mungkin Manda punya kesempatan lagi. Ayolah, jika Papa dan Mama Manda tau pasti mereka akan marah.

Mama dan Papa Manda tidak terlalu pemilih sebenarnya jika tentang pasangan. Asal baik saja mereka sudah setuju. Tapi yang paling wajib adalah harus seiman. Nah itu masalahnya, buah menjadi alasan utama Manda tidak pernah membawa Evan ke rumahnya untuk sekedar berkenalan dengan orang tuanya.

Meet a MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang