"Tuh liat ada siapa itu." Manda berucap saat sambungan vidio diantara mereka terhubung. Manda mengarahkan wajah Bonbon ke arah kamera handphone yang memperlihatkan wajah Arhan.
Entah apa yang mendorong Manda melakukan hal tersebut, yang pasti Manda hanya ingin memberitahu pada Arhan bahwa Manda telah merawat kucing pemberiannya dengan baik. Terhitung mungkin sudah sekitar dua mingguan Bonbon diasuh oleh Manda. Dan selama itu pula Manda memiliki kesibukan juga hiburan lain dirumah ini.
Bonbon sudah bisa beradaptasi dengan baik dirumah ini, juga dengan keluarga Manda yang lain. Mama Heni yang awalnya menentang Manda untuk memelihara kucing tersebut, sekarang bahkan sudah lupa akan hal itu. Mama Heni bahkan menyebut dirinya sendiri dengan sebutan nenek saat berkomunikasi dengan Bonbon.
Terkadang Manda heran melihat kedekatan Mama Heni dan Bonbon, sering kali Manda menggelengkan kepalanya dramatis melihat Bonbon yang saat ini telah menggantikan posisi Manda dalam keluarga ini. Dalam sekejap Bonbon sudah bisa mencuri perhatian dan menjadi kesayangan disini. Mama Heni seolah menganggap Bonbon seperti anaknya sendiri. Bahkan lebih, Manda juga yakin jika disuruh memilih antara Bonbon dan dirinya, Mama Heni pasti akan lebih memilih Bonbon.
Melihat wajah Arhan di layar, Bonbon mengeong beberapa kali dan menjulurkan kakinya pada layar. Manda dibuat tertawa pelan karenanya.
"Bonbon sekarang udah pinter loh Mas, nih ya aku kasih liat." Manda sedikit menjauhkan posisinya dari handphone, membawa serta Bonbon ikut dengannya. Setelah memastikan handphone itu bisa menangkap aktivitas yang akan dilakukanya, Manda pun meletakkan Bonbon. Dia menjulurkan tangannya ke arah Bonbon, dan dengan pintarnya Bonbon berdiri dan menerima juluran tangan Manda. Manda bertepuk tangan seneng, sebagai apresiasi. Lalu dia membawa Bonbon kembali mendekat ke arah layar.
"Pinter kan Mas?" Arhan mengangguk menyetujui, hatinya terasa membuncah melihat Manda yang berada di layar handphonenya. Ingin sekali rasanya Arhan langsung pergi ke Bogor dan menemui Manda.
"Bonbon kayaknya makin kelihatan gemuk diasuh kamu." Arhan mengeluarkan suaranya setelah mengamati beberapa kali perubahan yang terjadi pada Bonbon.
"Iya, Bonbon ternyata makannya banyak." Suara kekehan lembut Manda terdengar. Terlihat kamera berputar dan sepenuhnya menyorot pada Bonbon yang tengah merebahkan dirinya di atas ranjang.
"Ini aku mau kasih Bonbon makan lagi."
Kamera masih menyorot pada kucing dan saat Manda berjalan menjauh dia memberikan perintah pada Bonbon untuk mengikuti langkahnya.
"Bonbon, come on, ikut Mama." Suara itu terdengar dengan jelas di pendengaran Arhan, membuat Arhan mengernyitkan dahinya penuh tanda tanya.
Siapa yang disebut Manda dengan Mama? Apa maksudnya Mama Heni ya?
"Bonbon, come to Mama." Arhan semakin kebingungan saat Manda meletakkan handphonenya dan memperlihatkan gadis itu tengah mengisi mangkok Bonbon dengan makanan kucing.
Tidak lama dari itu, Bonbon terlihat menghampiri Manda dan mulai memakan makanan yang ada di mangkoknya. Manda mendekatkan kamera pada Bonbon yang makan dengan lahap.
"Siapa Mama?" Arhan tidak tahan untuk bertanya mengenai hal itu.
"Mama itu maksudnya aku. Masa ya Mas, Mama panggil dirinya sendiri pakai sebutan nenek kalau lagi sama Bonbon, terus Mama juga bilang kalau aku itu Mamanya Bonbon. Gitu lah, jadinya sekarang udah kebiasaan." Manda menjelaskan asal usul dia sampai memanggil dirinya dengan sebutan Mama pada Bonbon.
Arhan tampak mengangguk-angguk mendengar penjelasan dari Manda.
"Terus Papanya mana?" Arhan bertanya dengan iseng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Mate
RomanceMenjadi anak mandiri diusia yang bisa dibilang cukup muda, rupanya belum cukup membuat Mamanya puas. Diusianya yang masih menginjak 21 tahun ini, Mama Manda malah ngebet menyuruh anaknya untuk segera mencari calon suami dari pada menyelesaikan kulia...