Hari-hari libur telah berlalu, kini sudah saatnya setiap manusia berkecamuk dalam sibuknya dunia demi mencari pundi-pundi cuan atau pun sedang merajut masa depan nantinya.
Contohnya seperti yang dilakukan Manda kini, selepas pulang dari berkuliah dia langsung masuk kedalam bangunan yang berada tepat di samping rumahnya.
Sebenarnya bangunan itu dulunya adalah garasi, yang sekarang sudah beralih fungsi menjadi tempat kerja Manda dan tim nya yang lain. Papa dan Mama yang saat itu sangat mendukung Manda untuk merintis bisnis sendiri, harus merelakan garasinya di alih fungsikan demi anak semata wayang mereka.
Dengan terpaksa, Papa dulu harus merenovasi teras rumah. Yang tadinya sangat luas terpaksa harus dipangkas separuhnya sebagai garasi. Apa sih yang tidak dilakukannya untuk putri tercinta. Hehe maafkan Manda ya Papa.
Manda menghempaskan dirinya di samping para anak-anak yang tengah bersantai. Efek sehabis lebaran ya seperti ini, tidak banyak orderan yang akan masuk mengingat bulan lalu sudah sangat membludak.
Tapi memang rejeki tidak akan kemana, Alhamdulillah nya masih ada yang memesan meskipun tidak sebanyak bulan lalu. Manda sangat maklum akan hal itu, setiap bisnis pasti ada fase naik turunnya dan Manda sedang merasakannya saat ini.
Meksipun begitu dia harus lah tetap bersyukur. Bulan lalu rejekinya mengalir dengan deras, dan tidak apa jika dibulan ini berkurang. Rejeki kan sudah diatur oleh yang maha kuasa, jadi Manda tidak terlalu mengkhawatirkannya.
"Lagi sepi ya?" Manda basa-basi, yang diangguki oleh ketiga orang lainnya.
Mereka adalah orang yang selama ini membantu Manda dalam mengembangkan bisnisnya yang masih seumur jagung. Namanya Wati, Sinta dan satunya lagi adalah Laras, mahasiswi tingkat akhir yang selama ini selalu membantu Manda dalam menggambarkan ide-ide yang terlintas di otak cantik seorang Manda. Sebagai mahasiswi jurusan fashion desain, sesekali Laras juga ikut memberikan ide-ide menarik untuk desain baru mereka.
Sedangkan Wati dan Sinta, mereka berdua berperan sebagai tim packing yang sering kali berkamuflase sesuai kebutuhan yang ada.
Jika sedang dibutuhkan Manda akan meminta bantuan keduanya untuk mengecek toko online dan berperan sebagai admin yang bertugas untuk membalas pesan-pesan yang masuk. Sebenarnya itu adalah tugas Manda, tapi kadang dikarenakan kesibukannya sebagai mahasiswi yang sangat menyita waktu, makannya Manda sering meminta bantuan pada mereka.
"Iya, Mbak. Biasalah habis lebaran orang pada habis beli baju semua." Manda mengangguk, dia pun menarik bantal yang ada disana dan merebahkan dirinya diatas karpet tempat anak-anak bersantai.
Manda tidak masalah jika melihat para karyawannya ini bersantai, asal tidak sedang sibuk saja. Sejujurnya dari pada seorang atasan, Manda lebih menganggap ketiganya sebagai teman.
Dan dia tidak mewajibkan untuk mereka bersikap formal satu sama lain. Malah Manda akan merasa lebih nyaman jika suasana kerjanya terjalin dengan hangat dan kekeluargaan. Sungguh itu adalah nikmat yang tiada duanya.
Mengingat banyak orang diluaran sana yang sering kali bermasalah dengan lingkungan tempat kerjanya. Entah itu rekan yang toxic lah dan lain sebagainya.
Untungnya saja ditempat Manda tidak seperti itu, antara satu dan yang lain sudah saling akur. Tidak ada yang namanya pertengkaran yang terjadi.
Manda sengaja memang mencari karyawan yang biasa-biasa saja, tidak ada standar pendidikan yang ditetapkan. Seperti Sinta dan Wati contohnya, keduanya anak lulusan SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Entah apa alasannya, Manda tidak ingin mengulik lebih dalam karena itu sudah termasuk pembahasan privasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet a Mate
RomanceMenjadi anak mandiri diusia yang bisa dibilang cukup muda, rupanya belum cukup membuat Mamanya puas. Diusianya yang masih menginjak 21 tahun ini, Mama Manda malah ngebet menyuruh anaknya untuk segera mencari calon suami dari pada menyelesaikan kulia...