Vote dan komen jangan lupa guys!
Makasih :)
.
.
Ayah menghela nafas sambil menatap ke arah halaman rumahnya. Tangannya meraih secangkir teh hangat yang Naya buatkan untuknya. Matanya menatap beberapa bunga yang ditanam oleh Bunda.
"Jadi kamu serius mau nikahin Sasa?" tanya pria itu.
Hansa yang duduk di sebelah Ayah mengangguk. Setelah ucapan Hansa di dalam rumah tadi Ayah memutuskan untuk mengajak Hansa berbicara empat mata di halaman samping.
"Iya om."
"Sasa itu masih kecil, pikirannya masih kekanakan. Dia juga masih semaunya sendiri. Kamu yakin bisa nerima dia? Apalagi kamu awalnya diancem sama dia, kamu bener-bener ikhlas Han?" tanya Ayah Nares.
Hansa memejamkan mata sesaat. "In Syaa Allah om, saya siap."
Ayah menarik sudut bibirnya, dia menoleh pada Hansa. "Jangan in syaa Allah. Kalo emang kamu siap, bilang siap." kata pria itu.
Hansa berdehem pelan. "Saya siap om."
Ayah kembali menoleh ke depan. "Kamu tau sendiri sikap Sasa kayak apa. Dia itu nekat anaknya, kadang suka maksa buat dapetin apa yang dia mau. Om yakin kamu bakal kesusahan handle dia. Umurnya sekarang masih 18 tahun, masih labil. Masih belum bisa mikirin kehidupan berumah tangga yang sebenarnya. Dia cuma ngebet pengen nikah sama kamu, tapi dia belum tau tugas sama tanggung jawab dalam pernikahan. Apa kamu siap bimbing dia nantinya?"
Hansa memejamkan mata sesaat. "Jujur saya juga belum terlalu paham tentang kehidupan berumah tangga, tapi kalo nanti saya nikah sama Sasa saya bakal belajar om. Saya bakal bimbing Sasa. Saya juga bakal belajar tentang tanggung jawab dan tugas suami di dalam rumah tangga." kata pria itu.
Ayah Nares tertawa pelan. "Kalian berdua masih sama-sama awam. Sama-sama gak tau tentang arti pernikahan sebenarnya. Om kasih tau ya Han, dalam pernikahan ada 5 persyaratan utama. Kesiapan fisik dan usia, kesiapan mental, kesiapan pengetahuan, kesiapan materi, dan kesiapan administrasi. Om tanya sama kamu, diantara 5 ini mana yang kamu tau?" tanya pria itu.
Hansa terdiam. Pria itu menunduk, dia benar-benar awam tentang apa itu pernikahan.
Ayah melirik Hansa yang menunduk diam, pria itu mengambil cangkir berisi teh hangat miliknya. Dengan perlahan Ayah meminum isinya.
"Pernikahan di usia yang tepat dan dengan semua persyaratan yang terpenuhi in syaa Allah akan jadi pernikahan yang berkualitas. Kenapa? Ya karena kedua belah pihak sudah sama-sama matang dan sudah siap, sudah memiliki pemikiran tentang apa itu pernikahan sesungguhnya. Sudah tau tugas dan kewajiban masing-masing sebelum menjalani rumah tangga. Kira-kira apa bisa kamu belajar tentang semua itu sebelum nikah sama Sasa? Om gak mau pernikahan kalian ini gak berkah. Dosa Han, om gak mau kalian malah dosa.." kata Ayah sambil menatap Hansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Han | END
Romance⚠️Mature Content 🔞⚠️ "Om ganteng nikah sama aku yaaaa!" -- Sasa "Kamu tuh masih kecil ngebet banget nikahin saya," -- Om Han Kisah cinta biasa antara seorang pria berumur 30 tahun dan seorang gadis 18 tahun yang 'ngebet' minta dinikahi. 03-07-2021