50. Hotel

1.3K 71 97
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)

.

.

"Pengumuman keterima atau enggaknya nanti ya Sa?" tanya Hansa menunduk pada Sasa yang sedang tiduran di atas pahanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pengumuman keterima atau enggaknya nanti ya Sa?" tanya Hansa menunduk pada Sasa yang sedang tiduran di atas pahanya.

Sasa mengangguk. "Iya mas, doain aku ya semoga keterima.." jawab gadis itu sambil menatap Hansa.

"Pasti mas doain, yang penting pas tes kamu udah usaha, udah berdoa juga. Percaya sama  Allah hasilnya pasti baik juga.." kata Hansa sambil mengusap kepala Sasa pelan.

Sasa menghela nafas. "Waktu tes itu banyaaak banget yang daftar. Aku udah minder duluan.."

"Ya namanya kampus bagus pasti banyak yang daftar. Tapi kamu harus yakin, percaya diri kslo bakal keterima. Pas tes soalnya kamu kerjain semua kan?" tanya Hansa.

Sasa mengangguk. "Iya, aku kerjain semua kok."

"Itu aja udah nilai plus, yakin aja. Nanti jam 9 kan pengumumannya?" tanya Hansa.

"Iya.."

Hansa melihat jam tangannya. "Sekarang masih jam 7, mau jalan-jalan dulu nggak biar kamu gak kepikiran?" tanya pria itu.

Sasa menegakkan badannya dan mengangguk. "Mauu, pengen beli ketoprak yang pernah mas beliin itu." jawabnya.

Hansa tersenyum dan berdiri. "Yaudah ayo kalo gitu, makan di sana lebih enak."

Sasa ikut berdiri dan memeluk lengan Hansa. Mereka berdua langsung keluar rumah untuk menuju ke tempat tukang ketoprak yang biasa mangkal di depan komplek.

Sasa terlihat senang sekali, ya biarpun deg-degan juga karena menunggu hasil tesnya tapi tetap saja dia senang karena bisa jalan-jalan seperti ini dengan Hansa.

Mereka langsung menuju ke gerobak ketoprak yang mangkal di depan. Di sana ada meja dan kursi untuk orang-orang yang memang makan di tempat. Sasa pun langsung duduk di sana sambil menunggu Hansa yang memesan.

"Sa, pedes nggak?" tanya Hansa menoleh pada Sasa.

"Sedeng aja, pake telor.." jawab gadis itu.

Hansa mengangguk dan mengatakan pesanannya pada di Mamang penjualnya. Setelahnya dia duduk di depan Sasa dan memberikan sebotol air dingin pada gadis itu.

"Gak ada teh pucuk om--eh mas?"

"Air putih aja lebih sehat." sahut Hansa.

Sasa mendengus dan membuka air mineral itu. Hansa ini sering sekali melarangnya makan dan minum sesuatu yang terlalu banyak mengandung pemanis buatan. Ya memang sih itu untuk kesehatan tapi kadang dia kesal sendiri.

"Gak usah manyun bibirnya. Kamu tuh masih muda, kalo bisa harus atur pola hidup biar sehat. Kalo kamu kebanyakan makan sama minum yang manis-manis nanti kena diabetes loh.." kata Hansa sambil menatap Sasa.

Om Han | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang