⚠️Mature Content 🔞⚠️
"Om ganteng nikah sama aku yaaaa!" -- Sasa
"Kamu tuh masih kecil ngebet banget nikahin saya," -- Om Han
Kisah cinta biasa antara seorang pria berumur 30 tahun dan seorang gadis 18 tahun yang 'ngebet' minta dinikahi.
03-07-2021
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hansa menaruh segelas air putih ke depan Sasa yang masih menangis di ruang tamu. Pria itu memejamkan mata sesaat melihat keadaan Sasa.
"Minum dulu biar tenang.." kata pria itu sambil duduk di samping Sasa.
Sasa dengan tangan bergetar mengambil gelas air putih itu dan meminum isinya hingga habis. Gadis itu kemudian meletakkan kembali gelas yang sudah kosong ke atas meja.
Sasa mengusap pipi dan juga hidungnya. Gadis itu masih terbayang saat Mario dan juga teman-temannya memaksa dirinya untuk ikut masuk ke dalam mobil. Dia sangat ketakutan. Kalau saja tadi tidak ada Abim dan Hansa yang datang mungkin sekarang dia sudah dilecehkan oleh pemuda-pemuda itu.
Hansa menarik nafas dan menghembuskannya pelan. Pria itu melipat tangannya di depan dada dan memejamkan mata sebentar.
Setelah mengatur nafas dan juga emosinya Hansa menatap Sasa. Pria itu melihat penampilan Sasa yang masih sama berantakannya seperti tadi.
"Kamu sengaja pergi ke club? Kamu sengaja matiin hp? Kamu sengaja pergi karena saya lagi lembur? Iya?" tanya pria itu.
Sasa mengangguk pelan. Gadis itu menunduk tak berani menatap Hansa. Dia tau Hansa sangat marah karena kelakuannya ini.
Hansa kembali menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Pria itu kemudian mengusap wajahnya kasar.
"Kamu sadar gak sih Sa, kelakuan kamu yang kayak gini bikin diri kamu sendiri bahaya? Nomor kamu gak bisa ditelfon, gak aktif semua. Kalo tadi saya gak langsung ke tempat Abim dan gak langsung nyari kamu gimana coba? Kamu tuh mikir nggak sih Sa?"
"Ma---maaf om.." kata Sasa yang masih menunduk takut.
Hansa berdecak. Pria itu memijat keningnya yang terasa berdenyut. "Kamu kenapa pergi ke club? Saya udah bilang kan kalo pulang sekolah tuh langsung pulang, gak usah aneh-aneh. Apalagi sampe mampir ke club. Club itu bukan tempat orang baik, banyak cowok hidung belang di sana.." kata Hansa.
Pria itu diam sebentar. Dan menghela nafas. "...kamu tadi hampir aja dibawa sama cowok-cowok hidung belang Sa. Kamu hampir dilecehin sama mereka. Kalo tadi Abim gak langsung ke sana gimana coba? Kamu pasti udah dibawa sama mereka Sa.."
Sasa kembali terisak. Gadis itu mengusap pipinya yang basah. "Maafin aku om.."
"Terus aja minta maaf. Maaf kamu gak ada gunanya kalo kamu masih lakuin lagi. Saya tau di umur kamu yang sekarang emang lagi seru-serunya, lagi asik-asiknya. Bisa pergi main kemanapun, masih muda gak ribet mikir kerjaan, gak ribet mikir masalah hidup, gak ribet mikir ini itu. Tapi tolong Sa, tolong.."
Hansa menatap Sasa. Pria itu memejamkan matanya sebentar.
"..tolong kasihan sama saya, kamu sekarang tanggung jawab saya. Kamu istri saya, kalo ada hal buruk yang terjadi sama kamu pasti saya juga kena. Gimana saya mau jelasin ke keluarga kamu? Saya harus ngomong apa ke ayah? Ke bunda? Ke Nino, Naya? Saya harus ngomong apa ke Nila?" kata pria itu.