25. Sheril

999 82 16
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)

.

.

"Kamu kenapa?" tanya Hansa menatap Sasa yang sedari tadi diam, sangat tidak Sasa sekali di mata Hansa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kenapa?" tanya Hansa menatap Sasa yang sedari tadi diam, sangat tidak Sasa sekali di mata Hansa. Gadis itu biasanya selalu berisik dan mengganggunya.

Sasa yang sedang mengerjakan tugas menatap Hansa. Dia menggeleng. "Gapapa kok om.." jawabnya.

Sasa menghela nafas dan kembali fokus pada buku tugasnya. Sebenarnya dari tadi dia terus memikirkan perkataan Mama Nika kemarin. Dia terus kepikiran dengan kata-kata pedas mertuanya itu.

Ternyata memang benar kalau menikah itu susah, dia beberapa hari ini terus kepikiran dengan semua ucapan Bunda, ucapan Nino dan juga ucapan Naya tentang pernikahan.

Ternyata larangan Nino supaya dia tidak menikah sekarang memang benar. Semua perkataan keluarganya benar. Dia sangat setres, menuruti Hansa yang selalu rapi, menuruti pria itu agar dia selalu bangun pagi. Rasanya dia benar-benar kesusahan menjalani rumah tangga. Dia masih kesulitan mengikuti gaya hidup Hansa.

Belum lagi setelah bertemu dengan mama mertuanya. Dia semakin setres. Mama mertuanya itu sangat terlihat jelas kalau tidak menyukainya. Dari gerak-gerik, tatapan dan ucapannya saja di sudah sangat sadar kalau Mama Nika tidak menyukainya.

Dia kira setelah menikah dia akan bahagia seperti di series yang pernah dia tonton. Dia kira setelah menikah dengan Hansa dia akan menjalani kehidupan yang menyenangkan.

Hidup menyenangkan tanpa paksaan Bunda untuk belajar memasak, tanpa omelan Nino karena selalu terlambat. Tapi sekarang dia sadar kalau kehidupannya sebelum menikah lebih menyenangkan.

"Belum selesai tugas kamu?" tanya Hansa sambil menatap Sasa. Pria itu menutup laptopnya.

Sasa menoleh dan mengangguk. "Udah." jawabnya.

"Saya mau cari makan di luar, kamu mau ikut nggak?" tanya Hansa.

Sasa  mengedipkan matanya. Gadis itu langsung mengangguk antusias. "Mauu.." jawabnya senang.

"Beresin buku kamu. Masukin semua yang besok kamu bawaa, jangan sampe buru-buru apalagi telat." kata pria itu menasehati Sasa.

Sasa mengangguk. "Iya om." jawabnya.

"Saya tunggu di luar." kata Hansa.

Sasa tersenyum. "Oke." sahutnya. Gadis itu langsung membereskan semua bukunya. Dia juga langsung mengambil tasnya dan memasukkan buku untuk jadwal pelajaran besok.

Hansa menunggu di luar, pria itu membuka ponselnya dan membalas pesan dari teman-temannya.

Tak lama kemudian Sasa turun dari lantai atas. Gadis itu memakai celana piyama panjang dan hoodie dengan hiasan telinga kelinci di bagian tudungnya. Terlihat sangat imut.

Om Han | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang