14. Mau Nikah

1.1K 82 8
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)

.

.

"Abaaaaang~" panggil Sasa  sambil memeluk lengan Nino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abaaaaang~" panggil Sasa  sambil memeluk lengan Nino.

Nino yang sedang makan si pecel buatan Bunda menoleh pada adiknya itu. "Apa?" sahutnya.

Sasa memainkan bibirnya. Gadis itu memainkan lengan baju Nino.

"Aunty kenapa?" tanya Nil yang juga sedang memakan pecel. Hari ini mereka  memang sengaja membuat pecel karena Ayah dan Nino bilang ingin makan itu.

Nino menghela nafas jengah. "Iya, kamu kenapa sih? Mau apa?" tanyanya.

"Kamu kenapa sih Sa? Kamu mau apa?" tanya Ayah yang ikut menyusul duduk di meja makan. Pria itu membawa sepiring nasi pecel di tangannya.

Nino menoleh pada Ayahnya itu. "Tau nih, tadi manggil-manggil. Giliran ditanyain kenapa malah diem aja." kata Nino heran.

Sasa menggigit bibir bawahnya. Gadis itu menatap Nino dan Ayah bergantian.

"Kenapa sih Sa?" tanya Ayah sambil menatap Sasa.

Bunda dan Naya yang ada di dapur ikut menoleh pada Sasa. Merasa aneh dengan sikap gadis itu.

"Aku pengen nikah."

"Uhuk! Uhuk!"

"Sasa!"

Bunda langsung menghampiri Sasa dan memegang bahu anak gadisnya itu. "Sa! Kamu tuh apasih? Ngomong kayak gitu, jangan aneh-aneh deh." kata wanita itu.

Ayah menaruh gelas berisi air putih yang baru saja dia habiskan. "Iya Sa, kalo ngomong tuh jangan asal." kata pria itu.

Sasa menggeleng. "Aku  gak asal ngomong. Akuu pengen nikah pokoknya." kata gadis itu menatap Ayah.

Bunda memijat pangkal hidungnya. Wanita itu menatap Sasa. "Kamu gak salah pergaulan kan Sa?" tanya wanita itu.

Sasa melebarkan mata mendengar pertanyaan Bunda. "Astaghfirulloh bunda, enggak lah. Bunda mikirnya jauh banget." kata gadis itu.

Bunda langsung menghela nafas lega. "Alhamdulillah kalo gitu.."  kata wanita itu sambil mengusap dadanya.

"Kamu ngomong apasih Sa? Nikah-nikah, jangan main-main." kata Ayah.

Sasa  menoleh pada Ayah. "Beneran yah, aku pengen nikah."

"Nikah itu bukan mainan Sa, gak bisa asal aja. Lagian kamu tuh masih kecil." kata Nino.

Sasa menggembunggkan pipinya. "Aku udah gede bang, udah 18 tahun. Udah boleh nikah." kata gadis itu.

Nino berdecak. "Belum boleh, Undang-Undangnya udah berubah. Cewek boleh nikah klo umurnya udah 19 tahun. Kamu masih kecil, gak bisa nikah." kata pria itu sambil menatap Sasa tegas.

Om Han | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang