47. Nginep

1.3K 81 8
                                    

Vote dan komen guys jangan lupa!

Makasih :)

.

.

"Sa?" panggil Hansa sambil menoleh pada Sasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa?" panggil Hansa sambil menoleh pada Sasa.

Sasa yang sedang melipat baju menoleh. "Apa om?" sahutnya.

"Ayo ke rumah mama.." ajaknya tiba-tiba.

Sasa mengedipkan matanya beberapa kali. "Hah? Ke rumah mama? Tiba-tiba banget sih om.." kata gadis itu heran.

"Mumpung mama lagi di rumah, kita ke sana ya? Katanya kamu pengen makin deket sama mama, ayo ke sana mumpung dia ada." kata Hansa sambil menatap Sasa.

Sasa memainkan bibirnya. Iya juga sih, dia memang ingin dekat dengan Mama Nika. Dia ingin mendapatkan perhatian wanita itu. "Emm yaudah deh aku siap-siap dulu." kata Sasa merapikan baju yang sudah selesai dia lipat.

Hansa mengangguk. "Saya tunggu di bawah ya.." kata pria itu.

Sasa mengangguk. "Iya om.." sahutnya.

Hansa pun turun turun ke lantai bawah dan menyiapkan mobilnya. Sasa pun bersiap dengan cepat, gadis itu meraih tas kecilnya dan langsung turun untuk menyusul Hansa.

"Udah?" tanya Hansa menoleh pada Sasa yang baru saja keluar dari rumah, gadis itu tengah mengunci pintu.

Sasa mengangguk dan menghampiri Hansa. "Udah.." jawabnya.

Hansa mengangguk, mereka kemudian berjalan menuju mobil dan langsung masuk. Sasa menatap Hansa yang tengah memakai seatbelt.

"Beli kue dulu ya om. Gak enak kalo gak bawa apa-apa.." kata gadis itu.

Hansa mengangguk dan menjalankan mobilnya. "Iya.." jawabnya.

Mereka pun langsung berangkat untuk menuju ke rumah keluarga Hansa. Sasa sebenarnya masih agak gugup kalau bertemu dengan mama mertuanya itu. Biarpun Papa Danar dan Diya sudah menerimanya tapi tetap saja Mama Nika masih belum 100% menerimanya.

Ya meskipun sekarang wanita itu sudah lebih baik tapi tetap saja belum sepenuhnya menerima. Sasa masih agak takut saja.

"Gausah gugup gitu, mama gak bakal ngapa-ngapain kamu." kata Hansa menyadari raut wajah Sasa.

Sasa menoleh pada Hansa sebentar. "Enggak kok om.." sahutnya.

Hansa berdecih pelan. "Gak usah boong, keliatan banget kok muka kamu lagi gugup." kata pria itu sambil terus menatap jalanan.

Sasa menunduk dan memainkan jari-jarinya. "Iya om, gugup dikit." kata gadis itu pada akhirnya.

"Gapapa, nanti kamu ajakin mama masak aja. Kan sekarang kamu udah bisa, dia pasti seneng deh." kata Hansa mencoba menghibur Sasa. Tangannya menepuk-nepuk pelan paha gadis itu.

Om Han | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang