43. Masih Sakit

2.4K 92 14
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)
.

.

"Sasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sasa..."

"Sa.." Hansa menggoyangkan lengan Sasa, berusaha membangunkan gadis itu yang masih tertidurr lelap di atas ranjang mereka.

Hansa sudah mandi dan membersihkan diri tapi Sasa masih belum beranjak dari ranjang mereka sejak semalam. Gadis itu terlihat sangat kelelahan, padahal semalam mereka hanya melakukannya sekali tapi Sasa sudah lemas.

Semalam Hansa harus menahan diri karena Sasa yang masih kesakitan, bahkan setelah beberapa saat Sasa  masih saja terus menangis. Hansa sampai bingung, dia ingin berhenti tapi Sasa menahannya. Dan ya mereka pada akhirnya hanya melakukannya sekali karena Sasa yang terus menangis.

"Sasa, bangun Sa. Subuhan dulu." kata Hansa mengusap pipi Sasa pelan.

Sasa bergerak tak nyaman, gadis itu membuka matanya yang masih enggan untuk terbuka. Helaan nafas berat keluar dari mulutnya.

"Ayo bangun dulu, subuhan. Abis subuhan kamu boleh tiduran lagi.." kata Hansa sambil memegang tangan Sasa yang ada di atas ranjang.

Sasa mengubah posisinya menjadi duduk. Gadis itu meringis pelan rasa ngilu dan perih pada bagian bawahnya. Matannya kembali berkaca-kaca.

Hansa yang melihat itu langsung duduk di pinggiran ranjang mereka dan menatap gadis itu khawatir. Melihat  ekspresi Sasa dia tau betul kalau gadis itu pasti masih merasa sakit.

"Sakit ya?" tanya Hansa.

Sasa mengangkat kepala dan mengangguk. "Iya hiks..hiks..sakit banget. Perih om.." jawabnya disertai isakan kecil.

Hansa langsung mengusap air mata Sasa. "Maaf ya.." kata pria itu merasa bersalah---ya meski bukan sepenuhnya salahnya juga sih.

Sasa mengusap hidungnya yang mulai berair, bagaimana ini? Dia bahkan sulit bergerak, saat kakinya bergeser saja rasanya  sangat  perih.

"Mandi dulu ya biar segeran?" kata Hansa sambil mengusap pipi Sasa.

Sasa menatap Hansa dengan air mata yang berlinang. "Gak bisa jalan, kalo gerak sakit banget." kata gadis itu. 

Hansa menghela nafas pelan, dia sudah menduga kalau ini pasti akan terjadi. "Yaudah, ayo saya bantu ke kamar mandi." kata pria itu.

Sasa mengangguk pelan, gadis itu meremas kuat selimut yang menutupi tubuhnya. Hansa dengan lembut mengangkat tubuh Sasa dan membawanya ke kamar mandi.

Sasa masih sedikit terisak, gadis itu benar-benar kesakitan. Entah bagaimana nanti dia akan berjalan.

"Bisa mandi sendiri nggak?" tanya Hansa menurunkan Sasa dengan perlahan.

Sasa mengangguk pelan. "Auh! Ssshh~" gadis itu meringis pelan. Saat kakinya menyentuh lantai kamar mandi rasanya seperti ada sengatan listrik yang mengenainya. Miliknya kembali terasa ngilu. Kakinya bahkan sampai gemetar karena menahan rasa sakit itu.

Om Han | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang