28. Dibelai

1.9K 83 13
                                    

Vote sama komennya jangan lupa guys!

Makasih :)
.

.

"Om

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om..." panggil Sasa sambil menatap Hansa yang sedang membaca sesuatu di layar ponselnya.

"Hm.." sahut Hansa tanpa menoleh. Pria itu masih fokus membaca laporan keungan yang baru saja dikirim padanya.

Sasa mengedipkan matanya beberapa kali dan mendekati Hansa. Gadis itu masih tiduran di atas kasur mereka. "Om ganteng banget sumpah."

Hansa mengerutkan keningnya. Pria itu langsung menoleh pada Sasa. "Kayaknya ada yang salah sama kamu. Kamu tuh harusnya suka sama yang seumuran Sa, tapi kok malah bisa-bisanya suka sama saya? Pernah kebentur ya otak kamu?" tanya pria itu.

Sasa mengerucutkan bibirnya. Gadis itu mendekat dan menidurkan kepalanya di paha Hansa. Dengan posisi seperti itu dia dapat memandangi wajah Hansa dari bawah.  Sasa dapat melihat hidung mancung Hansa, bibir alami pria itu, dan juga rahang tegasnya yang membuat Sasa semakin terpesona.

"Mingkem, ngiler lama-lama kamu." kata Hansa sambil menunduk ke bawah, menatap Sasa yang terus menatapnya dengan mulut terbuka.

"Udah ngiler aku om, liat om yang ganteng banget gini tiap hari aku ngiler." kata gadis itu.

Hansa yang mendengarnya menggelengkan kepala pelan. "Halah kamu tuh pinter banget kalo ngomong." kata pria itu.

Sasa langsung nyengir. "Btw hari ini om mau ngapain? Jangan bilang om masih haruss kerja, hari minggu nih om." kata gadis itu.

Hansa menggeleng. Pria itu melepas kacamatanya dan menaruhnya ke atas nakas. "Saya mau beres-beres baju, mau ngelipet baju." jawabnya.

Sasa langsung menegakkan badannya. "Aku juga deh kalo gitu. Ayo om, sekarang aja." kata gadis itu semangat.

Hansa menaikkan sebelah alisnya. "Kamu mau ngelipet baju juga?" tanya pria itu.

Sasa mengangguk. "Mau. Kalo sama om pasti jadi lebih semangat, kalo cuma sendiri males aku." jawabnya.

Hansa mendengus. "Kamu kan emang males terus Sa.." kata pria itu.

Sasa menggeleng. "Kalo ada om enggak kok, kan aku jadi punya motivasi kalo sama om hehe.." kata gadis itu sambil tersenyum pada Hansa.

Hansa meletakkan ponselnya dan menghela nafas. Pria itu kemudian berdiri dan mengambil keranjang baju bersih yang belum sempat dia lipat.

Sebagai seorang pria single yang hidup sendiri Hansa tentu sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga seperti ini. Kadang dia untuk menyetrika dia menyuruh Bi Surti tapi untuk urusan melipat baju biasa dia bisa melakukannya sendiri.

Lagipula Bi Surti hanya datang beberapa kali saja, tidak setiap hari. Jadi Hansa memang sudah biasa melakukan pekerjaan rumah sendiri.

Sasa yang melihat Hansa sudah membawa keranjang baju bersih ke atas ranjang dia dengan cepat juga ikut mengambiil baju-baju miliknya dan membawanya ke atas ranjang.

Om Han | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang