42. Unboxing 2

2.9K 96 10
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)
.

.

"Masak apa?" tanya Hansa menghampiri Sasa yang sedang memasak di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masak apa?" tanya Hansa menghampiri Sasa yang sedang memasak di dapur.

Sasa menoleh. "Masak capcay, resep yang dikasih mama waktu itu." jawab gadis itu sambil tersenyum.

"Ooh.."

Sasa menoleh pada Hansa yang tengah mengambil botol minum di dalam kulkas. "Om udah selesai kerjaannya?" tanya gadis itu.

Hansa mengangguk, pria itu duduk di atas kursi yang ada di dapur itu. "Udah. Jadi gimana kamu udah nentuin mau daftar kuliah di kampus mana?" tanya pria itu.

Beberapa hari ini Sasa memang agak bingung ingin memilih kuliah dimana. Dia bahkan meminta pendapat kedua orangtuanya dan juga Nino. Tapi sampai sekarang Sasa masih belum juga memutuskan.

"Menurut om bagusnya dimana? Aku masih bingung soalnya.." tanya gadis itu tanpa menoleh. Dia masih fokus pada untuk menyelesaikan masakannya.

Hansa menghela nafas pelan. "Dulu saya sama abang kamu pernah satu kampus, di deket sini kok. Deket kantor saya malah tempatnya. Di sana bagus, udah Akreditasi A. Kalo emang mau di sana coba aja daftar dulu, jurusan Sastra Inggris yang kamu pengen juga ada di sana, bagus kok." jawab pria itu.

Sasa mematikan kompor dan mengambil mangkok besar dari rak piring. Gadis itu menghela nafas. "Iya sih om, ayah sama bunda juga bilang kalo di sana bagus.."

Hansa menatap Sasa. "Ya semua terserah kamu, kamu maunya dimana. Saya bakal tetep dukung dimanapun kamu kuliah, yang penting nanti kamu kuliahnya bener-bener serius gak main-main." kata pria itu.

Sasa membawa mangkok berisi capcay yang dia buat ke tempat Hansa dan menaruhnya di meja. "Yaudah aku daftar aja ke sana kalo gitu.." kata gadis itu.

Hansa mendongak menatap Sasa yang berdiri di depannya. "Beneran? Kalo kamu mau di kampus lain gapapa.."

Sasa menggeleng, gadis itu mengambil piring dan mengisinya dengan nasi. "Iya om, aku mau di sana aja. Kampusnya bagus, temen-temen aku juga pada ke sana. Aku udah survey beberapa kampus sih, dan ya kayaknya emang paling cocok di sana." jawab gadis itu menaruh piring berisi nasi yang sudah dia ambil ke depan Hansa.

Hansa tersenyum. "Yaudah kalo emang gitu, yang penting serius belajarnya. Kamu pinter jangan sampe kepinteran kamu sia-sia.." kata pria itu.

Sasa duduk di depan Hansa dan mengangguk. "Iya om. Ayo makan om, cobain deh capcay buatan aku. Enak apa enggak.." kata gadis itu sambil tersenyum.

Hansa terkekeh pelan. Pria itu mengambil capcay dan menaruhnya ke atas piring. "Saya cobain ya.." kata pria itu.

Sasa mengangguk. Setiap kali Hansa mencoba masakannya dia akan selalu menunggu reaksi pria itu dulu. Melihat apakah masakannya terasa enak atau malah sebaliknya.

Om Han | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang