TGBB 35

5.3K 240 15
                                        

Di markas The Diamond terdapat sekumpulan pemuda pemuda tampan yang tengah berkumpul seperti biasa, banyak yang bermain game dalam ponsel nya dengan teman teman nya, merokok dan minum soda, bergosip seperti perempuan dan bercanda ria.

"Si bos kemana dah kaga keliatan dari tadi", celetuk Rakfa.

Mereka yang mendengar menggeleng kan kepala nya sebagai jawaban, Rakfa berdecak pelan.

"Mau ngapain emang lo, mau nyusu lo sama si bos?", ujar Alfan yang dihadiahi jitakan di kening nya,menatap kesal sang pelaku yang menatap nya dengan garang.

"Sembarangan lo kalo ngomong, yakali gue nyusu ke si bos,dan ya gue masih normal ya njing!", balas Rafka kesal dan tak terima.

"Ya abis lo ngapain sih nanya si bos mulu, gue kira lo mau nyusu", balas nya dengan santai sambil mengambil kuaci yang ada dimeja sambil mengupas nya.

"Congor lo minta disumpal pake kaos kaki gue kek nya", decak Rafka kesal.

Alfan melotot."Kaos kaki lo bau bangsat!", Alfan melemparkan bekas kuaci nya.

Pernah saat itu mereka semua menginap di markas saat keadaan markas yang berantakan akibat ulah musuh geng mereka,yang mana membuat mereka semua nya membereskan seluruh markas dan tertidur di markas.

Saat itu Alfan sedang tidur dengan nyenyak dengan air liur yang mengalir dari sudut bibir nya yang terbuka dan Rafka yang memang sifat nya jahil membuka kaos kaki nya dan menyumpal mulut Alfan membuat Alfan merasa ingin muntah dan berlari ke kamar mandi.

"Ya lo makanya kalo ngomong tuh disaring dulu, gue masih suka lobang!",

Justin jengah dengan keduanya,ini kenapa jadi pada ngomongin lobang ya, kan otak Justin jadi treveling kemana mana.

"Ngapa jadi pada ngomongin lobang dah,otak gue traveling", timpal nya dengan memutar bola mata malas.

Sementara di luar seseorang yang mereka bicarakan tengah bersama seorang gadis cantik yang masih terbalut seragam ditubuh nya, Alfino dan Ila.

"Huh reda juga hujan nya", helaan nafas terdengar dari Ila membuat Alfino menoleh sekilas.

"Lo mau balik?", tanya Alfino bodoh.

"Yaiyalah yakali gue disini terus nyampe pagi", ketus Ila.

Entah kenapa Alfino merasa tak rela bila berjauhan dengan gadis dihadapan nya ini,apakah Alfino benar benar telah jatuh cinta pada gadis ini, secepat itukah?,banyak gadis yang mengerjar nya tapi Alfino tidak tertarik sama sekali,tetapi kenapa bersama gadis yang pertama kali dia temui,saat mata nyq menatap mata coklat madu gadia itu Alfino merasa tenang dan merasakan debaran aneh di dadanya.

Alfino menggeleng pelan.

"Mau gue anter?", tawar nya tanpa sadar.

"Gausah", balas Ila.

"Tapi gue tetep mau nganter lo,ga terima penolakan dan ya ini udah malem bahaya kalo cewek malem malem gini pulang sendirian", ucap Alfino panjang lebar.

"Ck gausah gue bisa sendiri", tolak nya dengan decakan.

"Dan gue ga terima penolakan,lo gue anter", kekeuh nya.

"Yaudah lah terserah lo", pasrah Ila.

Tak ada salah nya juga kan menerima tawaran Alfino,lagian ini juga sudah malam takut terjadu apa apa jika di jalan.

Alfino mengotak atik ponsel mengirim pesan pada seseorang.

Ting!

Ponsel Dimas berdenting membuat mereka mengalihkan pandangan nya pada Dimas.

"Siapa?", tanya Justin.

"Alfi", jawab nya datar.

Mereka yang mendengar penasaran.

"Apa kata si bos?", tanya Rakfa yang sedang mengemil makanan.

"Motor", ucap datar.

"Hah? Maksud lo apaan kaga ngerti gue", balas Rafka.

Rakfa kesal dengan Dimas yang berbicara singkat,dasar kulkas.

"Sekarang Alfino ada dimana?", tanya Justin yang sudah paham dengan apa yang di maksud Dimas.

"Halte SMA Cahaya", Justin beranjak dari duduk nya diikuti Dimas.

"Kalian mau kemana?", tanya Rakfa yang melihat kedua nya berdiri.

"Alfino minta ambil motor sama Dimas jadi gue sama dia mau ke tempat yang di serlock sama Alfi,lo berdua mau ikut?", ujar Justin.

"Ngga ah males mening tiduran", Rakfa membaringkan kepala nya di sofa panjang.

"Ck, yaudah."

Dimas dan Justin pun pergi keluar dari markas dan menaiki motor sport mereka masing masing meninggalkan markas.

The AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang