The Antagonis

TGBB 42

BRAKKK

Pintu uks didobrak kuaat oleh seseorang yang kini tengah membopong seorang gadis yang berada digendongan dengan kondisi yang eum cukup prihatin,baju yang basah dan kotor wajah yang merah bekas tangan mungkin tamparan.

Membuat Ila dan Alex terkejut,dibelakang nya terlihat si kembar dkk,ya kalian tau lah siapa mereka yap,Xaviero dkk dan yang tengah digendongan Xaviero adalah Luna Protagonis Wanita.

Terlihat Xaviero dengan wajah khawatir nya sembari menurunkan Luna di brangkar dan membaringkan nya.

"Dimana dokter sialan!" teriak Xaviero murka.

"Cepat obati dia", perintah nya pada dokter yang baru masuk ke uks.

Mereka yang disanaa melotot saat melihat disamping brangkar Luna terlihat Ila memegang perut Alex dengan baju yang hampir terbuka beberapa dari mereka menatap tajam Alex dengan tangan yang mengepal

Shitt!.batin mereka yang kepanas melihat 2 sejoli itu.

Apalagi si kembar dengan geram Alvaro menarik Ila menjauh dari Alex membuat cowo itu menatap nya tajam.

Ila yang baru tersadar dari terkejut nyaa menatap Alvaro yang tengah menatap tajam pada Alex,mati gue pasti mereka mikir yang iya iya eh yang engga engga,pikir gadis itu.

"Ehh bang lo jangan salah paham dulu" tukas Ila dengan cepat karena tidak ingin ada kegaduhan.

"Ngapain lo sama dia", sela Alvero geram.

Hawa atmosfer yang berada didalam ruangan tegang,apalagi saat mereka melihat posisi keduanya.

"Bang gue cuma mau ngobatin luka dia aja ga lebih", tanpa mengindahkan ucapa Alvero dia lebih memilih menjelaskan pada Alvaro.

Alvero geram karena ucapan nya diabaikan oleh gadis itu,dia sadar bahwa gadis itu memang belum bisa memaafkan nya karena memang dia sangat bersalah pada gadis itu,dengan nafas yang memburu Alvero keluar dengan tangan yang mengepal.

Hati gue sakit banget .batin Alvero

Berbeda dengan pemuda berambut Silver yang menatap lekat wajah gadis itu,tatapan mata nya beralih pada Alex yang masih diam menatap tajam cowok itu.

Apa gue beneran udah jatuh cinta sama dia. Batin pemuda menatap lekat gadis itu.

Alvaro menatap gadis itu dengan tatapan lembut terbanding balik dengan hatinya yang terasa panas.

"Iya abang percaya sama kamu,kamu sama dia ga mungkin lakuin hal yang abang pikirkan", ucap Alvaro lembut.

"Makasih bang", balas Ila langsung memeluk pemuda itu.

Mereka yang disana bahkan abai dengan keadaan Luna,bahkan saat ini belum ada satunpun dokter yang datang dan mengobatinya.

Terdengar bel istirahat berbunyi menggema diseluruh sekolah membuat semua murid yang tadi nya berada di kelas kini pergi ke kantin.

"Eh udah bel istirhat tuh,kantin yok", ucap Kenan karena perut nya sudah keroncongan.

"Yo gue juga laper nih,tadi pagi makan roti doang lagi males gue", dengan cepat Ardan keluar diikuti Kenan.

"Gue kantin duluan laper", sebelum pergi Kenan  berucap.

"Yu bang kantin gue juga laper", Alvaro gemas dengan waajah imut Adiknya ini.

"Iya sayang", ucap Alvaro  sembari mencubit pelan pipi bulat gadis itu.

Ila berbalik menatap Alex yang menatap nya lembut.

"Alex sorry,bukan nya gue ga tega ga ngobatin lo tapi maasalah nya perut gue udah minta diisi,maafin gue ya nanti gue panggilin anggota  pmr sekalian ke kantin,atau ngga lo mau nitip ga nanti gue bawain", ucap nya panjang lebar sambil menggaruk kepala belakang nya,niat hati ingin mengobati pemuda itu malah tidak jadi.

Alex tersenyum manis",I'ts oke gapapa makasih udah nolongin aku",

"Sama sama"

"Yaudah gue duluan ya sama abang gue", gadis itu menarik tangan Alvaro dan keluar dari ruangan meninggalkan 4 orang pemuda yang ada didalam nya.

Seketika ruangan terasa panas padahal ac menyala.

Kenzo mendekat ke arah brangkar Alex dengan tatapan tajam.

"Ga usah pura pura polos didepan gadis gue", ucap pelan dengan geram.

"Gadis lo? Maksud lo gadis gue?", Alex tersenyum remeh menatap Kenzo.

"Jangan coba coba lo deketin dia,karena  dia milik gue",

"Hahahah", tawa Alex menggema.

Kenzo geram karena di remeh kan oleh pemuda itu.

Tanpa kata Kenzo keluar dari sana dengan memukul pintu uks sebelum melangkah dan menyisakan keheningan.