TGBB 37

3.7K 226 20
                                    

Keadaan di ruang tengah sangat mencekam dengan ke empat laki laki yang berada disana membuat suasana sangat dingin karena mereka mengeluarkan aura yang tidak mengenakan.

Salah satu laki laki dewasa,ralat pria paruh baya menatap penuh intimidasi pada remaja pria tampan yang menatap nya datar."Siapa kamu?dan bagaimana anak saya bisa ada sama kamu?", tanya Bara dengan tatapan dingin.

"Teman nya,ah bukan maksud saya calon menantu anda", jawab Alfino dengan santai dan datar.

Ila sudah berada di kamar nya tadi bersama mommy nya dengan digendong oleh Alvaro ke kamar gadis itu.

Seketika Alfino tersadar dengan ucapan nya mengapa kata itu yang keluar dari mulut nya,ah Alfino merutuki kebodohan nya sendiri.
Tetapi dipikir pikir dia sih bodo amat,toh memang benar karena dia sudah jatuh ke dalam pesona gadis itu.

Alvaro menatap sangat tajam pada Alfino yang berani berucap seperti itu, berani sekali dia mengklaim adik nya dengan seenak jidat tidak akan dia biarkan.

"Apa maksud ucapan lo?", celetuk Alvero tidak suka.

"Gue ga akan sudi lo jadi pacar Ila", Alvero tidak suka dengan kedatangan Alfino entah mengapa dia sangat membenci nya padahal ini kali pertama mereka bertemu.

Entahlah Alvero merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dari cowo ini.

"Tanpa restu lo pun gue akan tetep bersama gadis gue", ucap Alfino santai mengabaikan ke 3 tiga laki laki yang berbeda usia itu menatap nya dengan sangat tajam.

"Dan saya juga tidak setuju!", ucap Bara dingin.

"Dan saya juga tidak butuh persetujuan dari om", Alfino tidak takut dengan mereka.

Bara mengeraskan rahangnya mendengar ucapan bocah tengik itu.

"Kamu keluar dari rumah saya, jangan pernah injakan lagi kaki kamu disini!", usir sang tuan rumah dengan dingin.

"Baik saya akan pergi,tetapi seperti nya saya akan selalu menginjakkan kaki ke rumah ini untuk gadis saya", ujar nya dengan datar tanpa takut.

"Berani banget lo sama bokap gue", balas Alvero dengan marah.

Alvaro sedari tadi hanya diam menonton perdebatan mereka,tapi percayalah sedari tadi dia menahan gejolak amarah nya saat mendengar ucapan yang dilontarkan cowo itu.

Dengan tangan yang terkepak kuat hingga membuat kuku kuku itu memutih,dan mata yang menghunus tajam ke arah cowo itu dengan mengetatkan rahang nya.

"Pergi lo dari sini", usir Alvaro dingin.

"Calm down dude" kekeh Alfino seram.

Tap..tap..tapp..

Derap langkah kaki yang bersentuhan dengan lantai tangga membuat mereka menatap dan mengalihkan pandangan mereka, terlihat Aqela yang menuruni tangga.

Aqela mendekat ke arah mereka dan melangkah pada Alfino dengan berterima kasih karena sudah membawa anak gadis nya pulang.

"Terima kasih nak kamu udah anterin anak tante pulang", ucap nya dengan tersenyum.

"Sama sama tante", ucap Alfino singkat.

"Saya pamit dulu tan, sudah malam", pamit nya pada Aqela.

"Iya sekali lagi terima kasih ya"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Sedangkan di kamar gadis itu tengah terlelap dengan tenang dalam tidur nya, tanpa diketahui seseorang masuk dari balkon kamar gadis itu,seorang pria yang memakai hoddie hitam dan memakai topi serta masker agar tidak ada yang mengenalinya.

Pria itu mendekat ke arah gadis yang selalu ia rindukan setiap detik menit itu, gadis yang berhasil merobohkan pertahanan nya,gadis yang berhasil mencuri hati nya dan segala nya,gadis yang membuat dia takut akan kehilangan nya.

Pria itu mengelus pelan pipi yang berisi itu dengan lembut dan mengecup nya.

"You are mine and i'm your,you make me crazy baby"

"I always miss you"

"Kamu akan terus menjadi miliku,para hama itu akan ku singkirkan", ucap nya dengan nada rendah yang seram.

Pria itu memajukan wajah nya dan mensejajarkan nya dengan leher Ila, menjilat dan menggigit nya dengan membuat sang empu melenguh dalam tidur nya.

"Eumhh"

Mendengar lenguhan gadis itu membuat pria itu menggeram.

"Shit! So sexy yor sound ahh", tanpa sadar pria itu malah mendesah karena mendengar itu membuat sesuatu di bawah nya merasa sesak.

"Arggh bisa gila gue"

"Aku akan kembali baby", ucap nya dengan mengecup hidung mungil nan mancung itu.

Pria itu segera keluar dari kamar Ila menuju balkon dan meloncat dengan sempurna tanpa terluka sedikitpun dan pergi keluar rumah itu.

The AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang