TGBB 46

2K 113 5
                                    

Matahari kini mulai turun dan berganti dengan bulan yang terang menyinari kegelapan malam hari.

Di kamar bernuasna biru laut terlihat seorang gadis dengan mata coklat madu itu tengah duduk di kursi yang ada di depan cermin rias nya.

Tadi setelah mereka selesai berjoging,Angkasa mengajak gadis itu kencan di malam minggu nanti,dan tentu saja ditolak dengan tegas oleh Abang kembar nya yang posesif terhadap dia.

Ila sih mau mau saja lumayan ngedate sama cogan,siapa sih yang gamau jalan berdua bareng cogan yang selalu di halu nya itu,karena kesal gadis itu berbicara pada Abang kembar nya untuk tidak menemui nya ya walaupun itu mustahil karena mereka tinggal seatap.

Ting.

Ila melirik ponsel nya yang terdapat notifikasi dari Kenzo, ya Kenzo cowo dingin berwajah tampan. Entah kenapa gadis ini merasa pemuda itu selalu mendekati nya akhir-akhir ini atau hanya perasaan nya saja entahlah Ila pun tak tahu.

Ila mengambil ponsel nya lalu dia membuka notif itu, mata nya membola melihat pesan yang dikirim pemuda itu.

"Ini ga salah ni? Dia ngajak gue pdkt? Maksud nya apaan ni bukannya dia termasuk salah satu tokoh yang tidak menyukai antagonis ini", ucap Ila saat melihat pesan itu.

"Gimana ni apa harus gue terima lumayan juga kalo cogan gue nambah hhu",

"Emang ya pesona orang cantik ga bisa ditolak,cogan cogan pada nyantol", pede nya.

"Oke kita terima ajakan dia pdkt ,karena gue suka cowok tampan", ucap nya lagi cekikian membuat siapa yang mendengar nya merinding karena suara nya seperti mba kun saja hihi.

Alvero yang tengah berjalan selepas dari dapur merasa bulu kuduk nya berdiri,apalagi saat mendengar suara aneh dari kamar adik nya.

Pemuda itu memegang leher nya merinding.
"Hih ada mba kun" setelah itu Alvero lari dengan kencang ke kamar nya lalu menutup pintu itu dengan keras.

Dia segera merebahkan tubuh nya diatas kasur king size nya lalu menutup tubuh nya dengan selimut sampai kepala.

"Plis mba kun jangan nakutin gue,hue mommy takut", and ya Alvero takut dengan hal berbau mistis berbeda dengan Alvaro yang tak takut apapun,kecuali sang pencipta.

"Huss hus pergi sana jangan ganggu gue", dikira ngusir tikus kali ya pake segala huss:v

Keringat dingin bercucuran,membuat Alvero segera bangun lalu keluar dari kamar dan masuk ke dalam kamar Ila,ya kalian tidak salah lihat kamar Adik nya.

"Siap-" belum habis gadis itu berbicara dia di kejutkan dengan sebuah pelukan dari pemuda yang baru saja masuk dalam kamar nya.

Tubuh pemuda itu bergetar di pelukan nya,dan menyembunyikan wajah nya diceruk leher Ila.

"Huhu takuttt mommy", bahu Ila basah karena air mata Alvero.

"Woyy lo ngapain sih maen peluk peluk aja",

"Lepas"

" Ga mau hhu"

"Lepas ga"

"Ngga mauu"

Karena tidak mau berdebat Ila hanya membiarkan nya dan tidak membalas pelukan Alvero. Alvero tidak mau melepas pelukan nya dia merasa hangat dan tenang.

"Eluss~", ucap manja Alvero yang tiba-tiba.

"Lo kenapa sih aneh gini?", tanya Ila dengan alis terangkat satu.

"Mauu elusss~", dengan terpaksa gadis itu mulai mengelus rambut hitam pemuda itu,ternyata rambut nya sangat lembut.

Tanpa sadar gadia itu bersenandung dengan me puk-puk bahu pemuda yang kini masih memeluk nya,lalu mata Alvero memberat dan mulai menutup mata karena merasa tenang dan aman.

Dengkuran halus mulai terdengar di telinga Ila,dia melirik Alvero yang sudah tidur sembari memeluk nya.

"Lah udah tidur aja nih anak,gimana gue ngangkat nya dia kan berat sedangkan gue kecil mana bisa",

"Duh lo ngerepotin banget sih",

"Yakali gue harus tidur gini,yang ada ntar bangun tubuh gue serasa remuk dia gede gini", ucap nya kesal.

"Kalo dibangunin kasihan juga,dia kenapa sih ga biasa nya manja gini",

"Wow ternyata dia takut sama yang begituan,lain kali gue bakal kerjain dia buat balas dendam sikap nya selama ini", otak jahat nya kini bekerja hukuman apa yang pantas untuk bajingan yang ada di pelukan nya ini.

"Woy bangun lo,pindah kamar sana", Ika menepuk pipi tirus pemuda itu dengan kencang sekalian balas dendam.

Selama ini dia geram dengan kelakuan dan sikap Alvero pada nya selama ini.

"Woy anjing bangun ga lo", teriak nya tepat di telinga Alvero.

Alvero yang sedang menyelami mimpi terlonjak kaget saat suara Ila berdengung yang di telinga nya membuat nya segera membuka mata dan meloncat dari peluk nya.

Alvero menatap sang empu yang hanya menatap nya datar sembari bersedekap dada.

"Rip telinga gue", lirih Alvero saat merasa masih berdengung.

"Pergi sana ke kamar lo,ngapain masuk kamar orang sembarangan", usir Ila dengan menunjuk pintu.

Tetapi Alvero tidak bergeming di tempat nya,dia hanya diam sembari menatap gadis yang kini menatap nya marah.

Alvero menggeleng tanda tak mau pergi dari sana,membuat Ila berdecak kesal,percuma saja diusir biar saja lah mau dia tidur dimana juga gadis itu tidak mau peduli.

Ila melewati Alvero dan menaiki ranjang nya lalu menjatuhkan tubuh nya karena merasa lelah seharian ini, dia menutup tubuh nya dengan selimut.

"Hoaamm ngantuk banget", setelah nya dia menutup mata.

Belum sempat ke alam mimpi dia membuka mata nya merasakan sebuah tangan memeluk pinggang nya dengan begitu erat.

Dia menoleh ke belakang dan terlihat Alvero yang tengah menatap nya sambil memeluk nya.

"Ngapain lagi sih lo,lepas tangan lo dari pinggang gue", gadis melepas pelukan Alvero tetapi entah sengaja ingin membuat nya kesal atau tidak Alvero memeluk nya lagi.

Ila menghela nafas kasar.

"Terserah lo lah,gue mau tidur", lalu dia membalikan tubuh nya lagi membelakangi pemuda itu.

Baru saja dia membalikan tubuh nya,kini pemuda itu membalikan lagi tubuh nya menghadap Alvero,wajah ditenggelam kan di dada pemuda itu.

Saat berusaha melepaskan diri pemuda itu memeluk nya begitu erat.
"Tidur", ucap Alvero tak ingin dibantah.

Karena tak ingin berdebat lagi,akhirnya gadis itu mengalah dan tidur dengan dipeluk Alvero.

Dengkuran halus terdengar di telinga pemuda itu,dia menunduk untuk melihat wajah damai gadis itu saat tidur.

"Cantik", gumaam nya dengan tersenyum tipis.

Alvero mengecup sudut bibir gadis itu,tapi tak membuat gadis itu terganggu dari tidur nya.

"Sweet dream honey" ucap Alvero lagi lalu dia menyusul gadis itu dalam mimpi nya.






Kalo rame aku lanjut lagi cerita nya jangan lupa follot dan vote ya man teman makasih.














The AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang