Pada pagi hari yang cerah, terlihat seorang gadis berambut pirang sebahu tengah bersandar pada temannya. Gadis itu terlihat lemas, wajahnya nampak tidak bersemangat entah kenapa.
"Tuh bocah kenapa lagi?" Ahyeon yang baru saja tiba bertanya, ia juga mendudukan tubuhnya di samping Chiquita.
Rora melirik gadis di sampingnya sekilas, kemudian memberikan Ahyeon jawaban singkat.
"Biasa, jiwa magernya kumat."
Ahyeon tersenyum lalu dengan gemas ia mencubit pipi Chiquita.
"Biasanya full batre, Cil."
"Tau ah." Chiquita berujar, kemudian bergerak pindah sandaran. Kini bahu Ahyeon yang ia sandari. Ahyeon ikut menyandarkan kepala di atasnya.
Saat ini, ketiga gadis itu berada di kursi taman sekolah. Karena masih cukup pagi jadi belum banyak orang yang terlihat.
Tak lama berselang, Ruka dan Pharita tiba dengan membawa makanan di tangan masing-masing."Cil, kenapa lo? Sakit?" Pharita bertanya karena mendapati si bungsu terlihat lemas tidak seperti biasanya.
Chiquita menggeleng dan tersenyum paksa.
"Terus kenapa? Muka Lo lemes amat kayak gak di kasih makan."
Mendengar ucapan Ruka, gadis berponi itu terkekeh. "Enggak gitu."
"Terus kenapa?"
Chiquita melirik Rora yang sudah tertawa. "Ra, diem ya."
"Nggak. Mereka harus tau."
"Ih si anjir."
Melihat ekspresi kesal si bungsu, Ahyeon menatap Rora antusias kemudian bertanya.
"Apaan si Ra?""Gue baru ngeh, si Chichi tadi di bangunin abangnya pake Aer segelas. Makanya dia badmood gitu. Malah dia nangis kayaknya tadi,"
"Nggak ya!"
"Anjir parah. Abang Lo, Lo hajar gak Chi? Tante Lisa gimana responnya?" Ruka heboh sendiri.
Chiquita ingin menangis saja rasanya. Di liriknya Rora dengan tajam. Rora mengangkat kedua tangan dan membentuk hearteu.
"Abang sialan emang. Mentang-mentang ganteng seenaknya sama gue. Ah tau ah, benci gue."
Pharita terkekeh, kemudian menyodorkan sekotak susu coklat pada gadis berponi itu. "Udahlah, mending minum susu. Nih."
Chiquita menerimanya meskipun malas.
"Abisin. Lo masih masa pertumbuhan."
"Iye.. "
Pharita menepuk-nepuk kepala Chiquita sekilas.
"Mending ke kelas yuk. Kak Asa sama Haram kayaknya udah di kelas." Ahyeon beranjak dari duduknya, mengajak para gadis agar pergi dari sana.
Chiquita mengulurkan tangannya, manja. Kemudian di sambut Ahyeon.
Pharita Ruka dan Rora sudah tidak aneh lagi dengannya. Semenjak bergabung dengan mereka beberapa bulan lalu, Chiquita memang langsung dekat dengan Ahyeon.Dalam perjalanan menuju kelas, dua gadis yang berjalan beriringan di belakang itu terlihat asyik berbincang. Tangan Ahyeon setia melingkar pada lengan adik kesayangannya.
"Minta dong, Cil."
"Nih. Jangan di abisin tapi." Chiquita menyodorkan susu kotaknya pada Ahyeon.
"Iya. Gue cuman mau nyobain doang."
Rora menggeleng pelan saat melihat ke belakangnya. "Masih pagi, jangan bucin terus."
Ahyeon tertawa kecil. Si bocil malah memeletkan lidah, meledek Rora.

KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IDOL
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!) Menceritakan kehidupan sehari-hari di Sekolah para gadis berlatar belakang idola baru. Meskipun bersampul tawa nyatanya tidak seluruh isinya bahagia. Ada luka dan pengorbanan di setiap ceritanya. Kisah tent...