24. Bitter Sweet

1.4K 171 9
                                    

Pintu balkon kamarnya terbuka, menampakkan kehadiran sang ibu yang tersenyum hangat. Chiquita hanya menoleh sejenak karena saat ini ia tengah menikmati semilir angin sore yang seolah mengelus wajahnya dengan lembut.

"Tidak dingin, sayang?"

Chiquita menggeleng, namun tetap membiarkan Ibunya menyampirkan sebuah selimut pada tubuhnya. Sepertinya wanita itu khawatir jika putrinya akan kedinginan. Memang sore ini cukup dingin, namun gadis itu benar-benar tak merasa kedinginan entah kenapa.

"Akhir-akhir ini kamu kayaknya seneng di sini ya? Biasanya kamu gak suka." Lisa bicara sembari memeluk Chiquita.

"Gak tau juga, Ma. Tapi disini enak aja suasananya."

Lisa terkekeh. Setelah keluar dari Rumah Sakit satu Minggu yang lalu, Putrinya ini memang memiliki kebiasaan yang baru seperti ini. Padahal dulu dia sangat tidak suka berdiri di tempatnya sekarang karena takut.

"Oh iya, teman-teman kamu datang lagi. Sekarang mereka nungguin Adek di bawah. Turun yuk?"

Seakan teringat kedatangannya untuk apa, Lisa kembali bicara. Namun kali ini putrinya tidak merespon dan hanya diam seolah tidak mendengar ucapannya.

"Hey, sayang? Dengar Mama tidak?" Lisa menyentuh pipi gadis berponi itu, namun tetap tidak ada respon.

"Adek.. "

Chiquita menghembuskan nafas pendek kemudian memutar tubuhnya. Kaki jenjangnya melangkah meninggalkan sang Ibu.

"Mau sampai kapan kamu mengabaikan mereka?"

Pertanyaan tersebut membuat Chiquita menahan langkahnya, namun hanya sesaat karena setelah itu dia kembali melangkah pergi.

"Aku ngantuk, Ma. Lain kali aja."

Lisa kali ini yang menghembuskan nafas berat, tak bisa menahan putrinya. Sepertinya akan cukup sulit membujuk gadis itu untuk bertemu anggota Grupnya untuk saat ini.

Setiap mereka datang, Chiquita selalu saja beralasan agar tidak bertemu dengan mereka. Padahal mereka sudah jauh-jauh datang ke kediamannya hanya karena mengkhawatirkannya.

Di ruang tamu, 6 gadis cantik itu terlihat sibuk dengan ponselnya masing-masing. Tak ada yang memulai pembicaraan, padahal biasanya mereka akan berisik hanya dengan membahas hal yang tidak penting sekalipun.

Ruka juga yang biasanya banyak bicara kini terlihat pendiam.

"Anak-anak... "

Serempak mereka mendongak saat suara Pemilik rumah terdengar. Namun mereka terlihat kecewa karena tidak melihat Chiquita bersamanya.

Lisa yang menyadari ketidakpuasan itu hanya bisa tersenyum, tidak enak hati sebenarnya. Namun mau bagaimana lagi.

"Maafin Tante ya. Tante gak bisa bujukin Chichi." Lisa meminta maaf setelah ia ikut duduk di samping Ruka.

"Gapapa, Tan. Kayaknya kita emang harus biarin dia sendiri dulu." Asa bicara, tak lupa dengan senyumannya yang di paksakan itu.

"Yang penting Chiquita udah sehat lagi meski belum pulih sepenuhnya." Rora melanjutkan.

Lisa mengangguk, kemudian menatap para gadis itu bergantian.

"Sekali lagi, Tante mau minta maaf sama kalian, dan juga Tante berterima kasih banyak karena kalian udah ngejaga putri Tante dengan baik. Semoga ke depannya, kalian bisa bersama-sama lagi."

Ruka mengangguk. "Terimakasih kembali, Tante Lisa. Dan kita juga sangat berharap seperti itu."

Lisa mengusap bahu gadis di sampingnya itu.

SCHOOL IDOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang