Rora hampir saja meletakkan kepalanya pada bahu Haram, namun seruan Ahyeon dari dalam kamar membuatnya terkejut.
Tak hanya dirinya, Haram juga ikut terkejut tentunya.
"Ada apa?" Haram bertanya, namun Rora tak menjawab karena segera beranjak pergi menuju kamar ChiYeon berada.
Ahyeon menoleh saat Rora menepuk bahunya dan bertanya apa yang terjadi.
"Chiqi kenapa?" Namun tanpa menunggu jawaban, Rora sudah menyadari jika terjadi sesuatu pada Chiquita. Gadis itu menaiki ranjang dan mengusap wajah Chiquita gusar.
"Chi.. "
"Kayaknya dada dia sakit. Nafasnya juga gak beraturan gitu."
Mendengar penjelasan Ahyeon, Rora membulatkan mata.
Dia juga mengambil tangan Chiquita untuk di genggam dengan erat."Shh~ sakit.. "
"Apa yang sakit Chi?" Rora semakin panik karena mendengar bisikan gadis itu. Ahyeon tak tinggal diam, dia bergegas pergi untuk memberitahu Anggotanya yang lain.
Haram baru saja tiba, dan dia terkejut mendapati Chiquita yang terlihat kesakitan dalam pangkuan Rora.
"Chiqi kenapa?" Haram bertanya sembari mengusap kening gadis itu karena basah oleh keringat.
Rora menggeleng. "Gak tau, tapi kayaknya dada dia sakit. Nafasnya juga gak beraturan."
"Ya ampun."
Chiquita meringis, tangannya juga bergerak memukuli dadanya sendiri. Melihat itu Haram segera menahannya, memilih mulai mengusapnya dengan lembut.
"Biar Kakak usap ya?"
"Hiks.. sakit.. " Chiquita menggeleng, matanya masih tertutup rapat. Namun air mata tetap keluar dari sudut matanya.
Rora mulai mengusap air mata itu, namun mengabaikan air matanya sendiri yang mulai berjatuhan.
Tak lama kemudian, Ruka dan Pharita datang. Kedua gadis itu terengah-engah karena dengan cepat menuju kemari.
"Udah nelpon Dokter?"
Ruka mengangguk menatap Haram.
"Manager udah di kasih tau juga?"
Pharita mengangguk. Mengatakan jika sebentar lagi Manager akan segera sampai dengan membawa Dokter.
Ruka mendekati adik bungsunya, menyurai rambut yang mulai basah itu.
"Tahan sebentar ya? Dokter akan datang sebentar lagi sayang."
Chiquita perlahan membuka matanya, melirik Ruka dengan air matanya yang berderai.
"Kak.. sesak.. tolong... "
Ruka menggigit bibirnya kuat-kuat, dia hampir saja menangis melihat kondisi Chiquita yang seperti ini. Padahal sebelumnya gadis itu baik-baik saja.
"Kakak usap juga ya biar gak sakit?"
Ruka kini mulai mengusapnya, Haram mengalah dan mulai beranjak membiarkan Kakak tertuanya yang berada disana.
Chiquita menggenggam tangan Ruka yang berada di dadanya cukup erat.
Matanya kembali tertutup karena rasanya semakin sakit. Nafasnya juga mulai berat sekarang."Pharita tolong ambilin handuk basah sama air hangat."
"Iya Kak." Pharita pergi dan Haram mengikuti dari belakang, dia ingin membantu.
Setelah kedua gadis itu keluar, Ahyeon dan Asa datang. Asa berjalan cepat untuk melihat Chiquita karena dia sangat khawatir sekarang.
"Kok bisa kayak gini sih." Asa berujar sembari mengusap bibir bawah Chiquita yang terlihat kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IDOL
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!) Menceritakan kehidupan sehari-hari di Sekolah para gadis berlatar belakang idola baru. Meskipun bersampul tawa nyatanya tidak seluruh isinya bahagia. Ada luka dan pengorbanan di setiap ceritanya. Kisah tent...