Lalisa baru saja mendudukkan tubuhnya pada sofa, memasang wajah murung. Hal itu membuat para kakaknya yang berada disana terlihat khawatir.
Rosé berpindah untuk duduk di samping wanita itu.
"Kamu kenapa Li?"
"Gapapa Kak." Wanita itu menjawab sembari tersenyum tipis.
Lisa baru saja datang, dan mengetahui jika mantan anggota Grupnya sedang berkumpul dia memutuskan untuk datang.
Jisoo menaruh gelas minumannya, memilih terfokus pada Lisa.
"Chiquita masih mengabaikan kamu ya?"
Lisa menatap kakak tertuanya itu dengan bibir yang perlahan maju.
"Kok tau sih."
Jisoo dan Jennie terkekeh di buatnya.
"Ruka yang ngasih tau." Jawab Jisoo. Kemudian ia melirik Jennie yang belum bersuara sejak mereka datang tadi.
Lisa beroh pelan sembari mengangguk faham.
Rosé di sampingnya juga menyimak meski sambil memakan kentang goreng."Ngomong-ngomong, kenapa kalian ngumpul di sini." Lisa mengajukan pertanyaan, karena ia memang tak tau alasan sebenarnya mereka berkumpul sekarang.
"Bukannya kalian sibuk?" Lanjutnya.
Jennie terdengar menghela nafas panjang, kemudian meminum minumannya hingga setengah.
"Ahyeon kena masalah."
Lisa terlihat terkejut. "Masalah? Masalah apa Kak?"
Jennie menatap Lisa kemudian menggeleng kecil.
"Dia nampilin lagu yang gak seharusnya dia bawain."
Kurang mengerti Lisa menatap Rosé, berharap wanita itu memberinya penjelasan yang rinci.
Rosé tanpa bicara menyerahkan ponselnya, menunjukkan sebuah video Ahyeon. Dan ia membuka kolom komentar agar Lisa mengerti.
Lisa memperhatikan dengan seksama, dan akhirnya ia mengerti sekarang.
"Padahal penampilan anak-anak di sekolah itu buat privasi, tapi ada oknum yang nyebarin. Selain itu Ahyeon emang salah kok, dia gak seharusnya kayak gitu." Jennie berucap kemudian setelah Lisa selesai menonton videonya.
"Ahyeon kan udah bilang, kalo dia gak tau ada kata-kata rasis disana." Jisoo mencoba membela Ahyeon.
"Tapikan dia pinter bahasa inggrisnya. Selain itu gue juga kurang apa coba buat ngajarin dia?"
"Mungkin di sekolahnya belum di pelajari hal kayak gitu. Dia aja masih 16 tahun kan." Rosé kali ini juga bersuara.
Jennie memilih diam, bukannya ia menyalahkan anaknya sendiri. Hanya saja ia merasa bersalah karena tidak bisa mengajarinya dengan baik.
Ia khawatir, karena Ahyeon, bisa saja nama Groupnya akan ikut terseret padahal mereka belum Debut.Melihat media sosial, sudah banyak yang memberikan komentar buruk untuk anaknya. Dia juga khawatir anaknya akan merasa tertekan karena masalah ini.
Ia jadi teringat tentang masa lalu, dimana dirinya yang selalu menjadi kambing hitam dan selalu mendapat skandal dan menuai kebencian. Semoga saja mental anaknya itu kuat.
"Gak perlu nyalahin diri sendiri, semua ini di luar kendali kita. Ahyeon pasti lebih sedih sekarang. Kamu harusnya ngasih dia support dan beri pengertian."
Jennie menatap Jisoo yang merangkulnya kemudian mengangguk. "Iya Kak."
"Kata Pak Yang gimana? Gak mungkin dia diem aja kan?" Lisa penasaran bagaimana reaksi Presdir tentang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IDOL
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!) Menceritakan kehidupan sehari-hari di Sekolah para gadis berlatar belakang idola baru. Meskipun bersampul tawa nyatanya tidak seluruh isinya bahagia. Ada luka dan pengorbanan di setiap ceritanya. Kisah tent...