"Ahyeon!"
Ahyeon tersentak, kepalanya segera mendongak menatap seseorang yang baru saja memanggil namanya.
"Iya Kak?"
"Apa yang Lo fikirin? Fokus."
"Maaf Kak."
Ruka menghembuskan nafas, lalu kembali pada posisinya setelah memastikan Ahyeon dalam posisi yang benar.
Saat ini mereka sedang latihan, dan bisa di lihat seberapa mereka bekerja keras sekarang.Pharita mengusap bahu Ahyeon dan tersenyum. Ahyeon balas tersenyum tipis. "Sorry.. "
"Nope."
Jika sedang dalam mode Leader, Ruka benar-benar serius. Dia tidak akan membiarkan kesalahan sedikit pun lepas dari pandangannya.
Mengikuti alunan musik yang diputar, tubuh mereka bergerak seirama. Beberapa klimaks juga mereka lakukan dengan baik.
Baru setelah beberapa menit berlalu, Ruka pun menghentikan sesi latihan. Karena anggotanya sudah terlihat kelelahan, jadi ia tak bisa lagi memaksakan mereka meski dirinya belum cukup puas."Minum Kak." Rora menyodor-nyodorkan sebotol air mineral pada Ruka yang di terima dengan baik.
"Thanks."
Rora mengangguk kemudian duduk di samping kakaknya itu. Memperhatikan para member yang kelelahan di hadapan mereka.
"Nanti sore, kita ke rumah Chichi lagi nggak Kak?"
Ruka menoleh, kemudian menggeleng.
"Kita masih harus latihan."
Rora mengangguk, namun helaan nafasnya terdengar kecewa.
Ruka tau namun ia memilih diam.Sudah hampir 2 Minggu mereka tidak berkunjung ke rumah si bungsu lagi, selain karena kesibukan mereka, tentang Chiquita yang tak ingin mereka datang juga menjadi salah satu alasannya.
"Kak.. " Rora bicara lagi setelah hening yang cukup lama.
".. dia gak bakal ninggalin kita, kan?"
Ruka menatap adiknya itu dengan tatapan terkejut. "Kenapa ngomong gitu?"
Rora menggeleng. "Gue gak mau dia pergi. Gapapa kan, gue egois? Gue beneran gak bisa tanpa dia Kak."
Ruka menangkup wajah bulat berisi itu, agak gemas juga ia hingga menekannya.
"Jangan mikir aneh-aneh."
"Tapi gue serius kak,"
Ruka yang semula tersenyum mulai melunturkan senyumannya.
".. kalau dia pergi, gue juga .. "
"Dia pasti kembali. Percaya sama gue."
Rora menutup mulutnya, tak lagi melanjutkan ucapannya. Sekarang, bisakah ia mempercayai Kakaknya itu?
**********************
Setelah menyelesaikan latihan hingga larut malam dan pulang ke Dorm, para gadis itu langsung membersihkan diri dan beristirahat. Mereka tidak lagi berkumpul seperti biasa setelah pulang bekerja. Mungkin karena sudah terlalu lelah di tambah besok masih ada jadwal yang harus di lakukan.
Pagi menjelang, belum juga ada yang bangun. Padahal saat itu ada seseorang yang masuk ke Dorm mereka dengan membawa beberapa kantong makanan dan saat ini tengah menatanya di dapur.
Hingga saat suara alarm dari ponsel Ruka berdering, pemiliknya langsung terbangun karena terkejut. Seseorang di sampingnya juga ikut terbangun karena terganggu.
"Jam berapa?" Dengan suara khas bangun tidur Pharita bertanya. Lengannya masih setia melingkar pada pinggang kakaknya.
Ruka tak menjawab namun ia menunjukkan ponselnya yang membuat Pharita mengangguk.
Baru pukul 7 pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IDOL
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!) Menceritakan kehidupan sehari-hari di Sekolah para gadis berlatar belakang idola baru. Meskipun bersampul tawa nyatanya tidak seluruh isinya bahagia. Ada luka dan pengorbanan di setiap ceritanya. Kisah tent...