Karena ucapan Ruka beberapa waktu lalu, sepulangnya mereka sekolah, Rora dan Ahyeon terlihat menjalani sidang di Dorm mereka oleh Kakak-kakaknya.
Dua gadis itu di suruh duduk bersama pada sofa oleh Pharita.Ruka, Pharita dan Asa berdiri di hadapan keduanya. Sudah mulai memberikan siraman rohani agar kedua gadis itu segera berbaikan. Karena mereka yang tertua dalam grupnya, mau tak mau mereka harus bersama-sama menasehati dan membimbing para adik-adiknya.
Chiquita dan Haram duduk bersama juga, namun pada sofa yang berbeda. Mereka hanya bisa duduk diam memperhatikan kakak-kakaknya yang sedang ceramah di sana.
"Kalian harus baikan hari ini juga," Pharita bicara dan menatap kedua adiknya itu. "Kita gak mau tau."
Rora terdengar menghela nafas panjang, kemudian mengangguk malas. "Siap."
"Rora." Asa menegur dengan suara lembutnya.
"Apa Kak? Kan aku udah iyain."
Ahyeon melirik Rora, entah kenapa dia merasa gadis itu tidak sopan sekarang. Padahal di depan mereka adalah Kakak-kakaknya.
Rora yang merasa di perhatikan mulai menoleh. Ia menatap Ahyeon datar. "Kenapa liatin gue kayak gitu?"
"Lo gak mau baikan sama gue? Gue sih gak peduli." Lanjutnya sembari menatap ke arah lain.
Ahyeon yang saat ini perasaannya sedang tidak cukup baik hanya bisa mengepalkan tangannya.
Dia berusaha menahan emosi agar suasananya tidak semakin memburuk.Ruka yang sedari tadi memperhatikan mereka masih diam, belum mau mengeluarkan suara. Hanya saja kepalanya terasa panas, apalagi mendapati tingkah Rora yang seperti itu.
"Rora, Ahyeon itu Kakak kamu. Yang sopan ngomongnya." Untuk kali kedua Asa menegur, kali ini nada suaranya tidak selembut tadi.
"Disini kita cuman mau kalian baikan, bukan malah makin parah. Ra."
Ucapan Asa itu membuat Rora kini menatapnya. Entah perasaannya saja atau gadis jepang itu memang sedang memojokkannya sekarang.
"Kakak nyalahin aku sekarang?"
"Nggak gitu, Ra. Tap-- "
"Terus apa?"
"Rora Lo keterlaluan, sumpah." Ahyeon yang tak bisa lagi menahan rasa kesalnya mulai bersuara.
"Apa maksud Lo?" Tak terima, Rora menatap Ahyeon tajam.
"Disini yang salah itu elo. Kalau Lo nggak bikin ulah kita gak bakal kayak gini. Dasar gak tau diri!"
"Jaga omongan Lo! Gue udah minta maaf tapi elonya aja yang banyak drama. Rora. Chiquita jadi jauhin gue juga gara-gara elo!"
Chiquita tanpa sadar meremas tangan Haram saat terdengar namanya di sebut. Haram menatap adiknya yang terlihat khawatir.
"Kita pergi aja yuk."
"Tapi Kak. Kayaknya gara-gara gue... "
"Chi. Mereka gak apa-apa. Percaya sama gue. Ayo pergi dari sini."
Mau tak mau Chiquita akhirnya mengikuti langkah Haram. Ia faham, sepertinya Kakaknya itu tak ingin dirinya menyalahkan diri atas pertengkaran Rora dan Ahyeon sekarang.
Haram mengepalkan sebelah tangannya, ingin sekali dia ikut marah. Namun ia harus percayakan pada member tertua mereka jika semuanya akan kembali baik-baik saja.
Ruka melirik sekilas kepergian dua gadis itu, kemudian kembali memperhatikan pertengkaran Rora dan Ahyeon yang semakin memburuk.
Wajahnya sudah berubah dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IDOL
Fiksi Remaja(JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!) Menceritakan kehidupan sehari-hari di Sekolah para gadis berlatar belakang idola baru. Meskipun bersampul tawa nyatanya tidak seluruh isinya bahagia. Ada luka dan pengorbanan di setiap ceritanya. Kisah tent...