"Eh, Lo kenapa nangis disini?"
Seorang siswi berambut hitam juga berponi itu bertanya pada Haram, karena saat ini gadis jangkung itu tengah menangis seorang diri di pojokan koridor yang sepi.
Haram mendongak, masih dengan isakannya. Di perhatikan wajah gadis di hadapannya itu yang tidak asing menurutnya.
"Lo... yang waktu itu deket sama Ahyeon?"
Gadis berponi itu mengangguk.
"Iya, gue Eunchae. Lo Haram kan?"
Haram mengangguk. Lalu mengusap air matanya dengan kedua tangan.
"Kenapa Lo disini sendirian? Ngapain juga malah nangis." Eunchae bertanya karena penasaran. Tentunya dia merasa aneh kenapa gadis itu bisa berada di tempat sepi ini seorang diri. Dia saja melewati koridor ini karena harus menyimpan beberapa barang ke gudang, jika sengaja berada di sini dia tidak akan mau.
Karena Haram tak menjawab pertanyaannya, Eunchae kembali bertanya.
"Ahyeon apa kabar? Akhir-akhir ini gue jarang ketemu dia, chat gue juga gak di bales. Padahal sebelumnya dia selalu nyempetin ketemu gue."
Haram berdehem pelan. Entah kenapa dia merasa tidak enak sekarang karena harus berhadapan dengan gadis berponi itu. Mungkin karena dia salah satu dari orang yang melarang Ahyeon untuk berdekatan dengan Eunchae lagi karena Chiquita?
"Malah bengong gue tanya. Hey?"
Haram menatap Eunchae. Isakannya perlahan berhenti.
"Sorry."
Eunchae mengerutkan keningnya, bingung.
"Kenapa malah minta maaf? Lo ada salah sama gue?"
Haram diam sejenak, lalu pada akhirnya menggeleng.
"Gak tau. Gue cuman mau minta maaf."
"Lah?"
Eunchae bangkit karena Haram juga mulai bangkit. Gadis jangkung itu sepertinya berniat untuk pergi.
Sebelum Haram benar-benar pergi, Eunchae mengatakan sesuatu padanya."Kalo ketemu Ahyeon, jangan lupa balas Chat gue gitu ya."
Melihat senyumannya itu, Haram hanya bisa mengangguk kecil.
Dia tidak bisa berjanji akan menyampaikannya.Setelah kepergian Haram, gadis berponi itu melunturkan senyumannya dan berganti dengan wajah datar.
"Lo kira gue gak tau, kalo Ahyeon kalian larang buat deket lagi sama gue? Lihat aja nanti, gue bakal bikin Ahyeon benci sama kalian bagaimanapun caranya."
Haram berjalan menunduk, kepalanya terasa berat dan ia malu jika ada yang mendapatinya habis menangis. Dia berniat untuk langsung pulang dan menuju rumahnya, ia belum sanggup menghadapi anggotanya nanti karena dia pasti akan kelepasan lagi.
Namun baru saja dia keluar dari gerbang sekolah, seseorang tiba-tiba memegang tangannya sangat erat.
Ia tak menyangka akan ada yang menunggunya disana. Terlebih orang itu adalah orang yang ingin dia hindari untuk saat ini."Kak Gue.. "
"Pulang duluan yuk? Gue mau ngajakin Lo ke suatu tempat."
Haram terdiam. Dia kira, dia akan mendapat amarah lagi seperti yang Pharita lakukan. Tapi salah, ternyata Ruka malah memberikannya senyuman manis dan kini juga mengajaknya untuk pergi.
"Lo pasti bakalan suka. Ayo."
"Tapi... "
Ruka masih dengan senyumannya, lalu menarik tangan Haram agar mengikuti langkahnya.
Gadis bermata sipit itu harus menyelesaikan masalah ini sekarang sebelum semuanya semakin rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IDOL
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!) Menceritakan kehidupan sehari-hari di Sekolah para gadis berlatar belakang idola baru. Meskipun bersampul tawa nyatanya tidak seluruh isinya bahagia. Ada luka dan pengorbanan di setiap ceritanya. Kisah tent...