30. Behind Asa's Silence

1.3K 177 33
                                    

Haram merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, matanya melirik ke ranjang samping dimana Pharita sudah terlelap. Ruka tak ada disana, entah kemana gadis itu.

Dia pulang pukul 10 malam, dan Dorm sudah sepi. Mungkin yang lainnya sudah tidur lebih dulu jadi dia tak mendapati siapapun.

Klek~

Baru saja memikirkan dimana Kakak tertuanya berada, pintu kamar terbuka dan menampakkan Ruka dengan piyama tidurnya. Gadis bermata sipit itu menatap Haram.

"Kapan pulang, Ram?"

"Barusan Kak. Sorry gue gak bisa ngabarin, soalnya tadi sibuk." Gadis jangkung itu bicara setelah mendudukkan diri.

"Gapapa. Chiqi udah bilang tadi."

Ruka menuju ranjang setelahnya, mengabaikan Haram yang terlihat tertegun. Gadis itu tiba-tiba teringat Chiquita.

"Kak .."

Ruka menoleh, dia belum menaiki ranjangnya.

"Hm?"

"Dia, gapapa?" Haram bertanya ragu.

"Maksud gue, dia ... "

"Sikutnya luka gara-gara tabrakan sama ibu-ibu katanya. Tapi selebihnya dia gapapa."

"Begitu ya."

"Kenapa emangnya?"

Ruka bertanya lagi karena merasa ada yang aneh dengan Haram.
Haram menggeleng kemudian tersenyum kecil.

"Gapapa Kak. Gue gak enak aja dia tadi pulang sendiri."

Ruka mengangguk. "Lain kali jangan biarin dia pulang sendirian, kasian."

Haram mengangguk. Namun dalam hati dia merasa tidak tenang, apalagi mendengar Chiquita terluka.
Tapi kenapa gadis berponi itu harus berbohong tentang kejadian hari ini?

Apakah, Chiquita tidak merasa sakit hati karena dia mengacuhkannya tadi? Itu juga bukan keinginannya, jika saja dia tidak menghina temannya Haram juga tak akan semarah itu.

Tak ingin memikirkannya, Haram memutuskan ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Besok dia akan bicara lagi padanya, sekaligus menyuruhnya untuk meminta maaf pada Leeseo karena telah bersikap buruk.

Keesokan harinya, para gadis sudah memasuki gedung sekolah. Mereka berjalan beriringan dengan Ruka yang memimpin di depan bersama Pharita.

Hari ini mereka memang jadwal ke sekolah dan Chiquita terlihat mengenakan sweater abu-abu yang menutupi tangan panjangnya.
Dia beralasan udaranya dingin, padahal untuk menutupi sikutnya yang belum sembuh.

Dia juga meyakinkan Ahyeon yang sedari tadi terus khawatir padanya, mengatakan dia baik-baik saja.
Ini hanya luka kecil, jadi dia tak ingin ada yang khawatir soal itu.

Ting~

Baru saja duduk pada kursi, ponselnya berdenting pelan. Gadis berponi itu segera mengeceknya.
Dan pesan tersebut dari Haram. Padahal mereka bersebelahan meja, tapi gadis itu malah mengirimkan pesan tidak langsung bicara padanya.

Ahyeon tak melihatnya karena dia sedang berbincang dengan seseorang di sampingnya.

Kak Haramie 🔥;

Nanti istirahat temuin gue di taman.

Me;

Oke Kak.

Haram hanya melihat ponselnya tanpa membalas pesan baru itu, meski ia menyadari jika gadis di sampingnya tengah memperhatikannya sekarang.

"Chi. Mau gak?"

SCHOOL IDOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang