36. Dangerous

1.4K 172 18
                                    

Giselle tengah menyisir rambutnya di depan cermin sembari bersenandung sebuah lagu yang di sukainya. Gadis itu berniat untuk pergi ke luar karena bosan seharian terus di kamar.

Di tengah kesibukannya merias diri, ponselnya berdering menampilkan seseorang menelponnya.
Giselle hanya menggeser layar ponsel itu dan menekan tombol speaker agar dia tak perlu memeganginya.

"Ada apa Seo?" Ia bertanya lebih dulu.

"Aku mau ngomong sesuatu sama Kakak."

"Ngomong aja, ada apa?"

"Aku mau ngomong langsung, bisa ketemuan aja Kak?"

Giselle menyimpan sisirnya lalu meraih ponselnya.

"Hari ini gue ada janji, paling besok ya. Kita ketemuan di Cafe biasanya aja."

"Iya Kak. Aku tunggu."

Setelah itu panggilan terputus. Tak ingin ambil pusing, Giselle segera meraih jaket hitamnya dan beberapa barang yang ingin dia bawa dalam tas kecilnya.

Gadis itu terlihat senang, karena sebentar lagi dia akan bisa kembali ke sekolah yang sudah lama tak ia injak karena mendapat masa hukuman.
Di tambah dia sudah tidak sabar untuk bertemu seseorang yang ingin ia ganggu.

Namun wajah senang itu hanya bertahan sebentar, karena saat akan melewati ruang tengah, ia lagi-lagi menyaksikan Ayahnya marah-marah pada ibunya. Meski ini bukan pertama kalinya, Giselle tetap saja muak melihatnya.

"Saya sudah berkali-kali mengatakan jangan pernah sentuh pakaian saya! Kamu membuatnya rusak!"

"Maaf."

"Kamu itu gila! Jadi jangan pernah keluar kamar lagi! Saya muak punya istri seperti kamu!"

Lelaki itu melemparkan kemeja putih yang bolong seperti terkena setrika panas itu pada wajah istrinya.
Dan istrinya hanya diam. Lalu saat menyadari putri semata wayangnya berada tak jauh darinya, Seoyoung tersenyum.

Ayahnya hanya menatap Giselle sekilas lalu pergi dari sana.

Seoyoung bangkit dengan memeluk benda di tangannya, tak menghampiri Giselle, wanita itu berlalu dan menuju kamarnya lalu terdengar menguncinya dari dalam.

"Sialan."

Giselle merasa kedua matanya memanas, entah sampai kapan dia harus hidup seperti ini dengan keluarganya yang kacau. Jika saja dulu ibunya tidak pernah terkena skandal itu, mungkin keluarganya akan baik-baik saja dan bahagia.

Dari yang dia tau, saat dulu dirinya masih berusia 3 tahunan, Ibunya mendapat tawaran menjadi seorang Global Ambassador sebuah merk ternama, namun Lalisa tiba-tiba merebut posisi itu dengan alasan Ibunya mendapat tawaran itu karena berselingkuh dengan pemilik Merk ternama tersebut.

Karena hal kotor itu, Ibunya di buang dan di anggap tidak layak lagi hingga akhirnya depresi karena kehilangan pekerjaannya. Selain itu, karena skandalnya juga tak ada yang ingin mempekerjakannya lagi hingga tamatlah sudah karir ibunya sampai disana.

Bahkan orangtuanya hampir bercerai saat itu, namun karena dirinya mereka tidak melakukannya.
Dan saat tau siapa penyebab keluarganya seperti ini, gadis itu berniat membalas dendam hingga dia nekat menyakiti Chiquita yang notabenenya anak seorang Lalisa.

**************************

Haram tersenyum saat melihat Chiquita tidur seperti bayi di sampingnya. Dalam beberapa hari ini, gadis berponi itu terus menempel padanya entah kenapa.

"Tidur?"

Haram mengangguki pertanyaan Pharita.

"Kaki kamu gimana sekarang? Masih sakit?" Pharita bertanya lagi dan duduk di pinggir ranjang sembari memperhatikan kaki kiri Haram yang masih terpasang Gips sejak 3 hari lalu.

SCHOOL IDOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang